Ada kekecewaan mendalam di pihak fans Napoli yang merasa dikhianati oleh keputusan mantan pelatih kesayangan mereka itu.
Menjelang laga, Spalletti tak bisa menghindari pertanyaan tentang kepulangannya. Dengan nada tenang, ia mencoba meredakan tensi.
“Dua tahun di Napoli adalah masa ketika kami saling membahagiakan. Itu pengalaman luar biasa. Kisah indah memiliki kekuatan abadi—dan hubungan saya dengan kota ini akan selalu begitu,” ujar Spalletti.
Baca Juga:Jurnalis Italia Takjub dengan Sentuhan Tangan Dingin Chivu di Inter: Ini Masa Depan SepakbolaJuventus Ditumbangkan Napoli, Legenda Inter Sarankan Spalletti Tinggalkan Warisan Tudor
“Saya pernah mengalami hal penting di Roma dan Inter. Hari ini saya menjadi rival, tetapi orang-orang baik yang saya temui di sini akan tetap abadi bagi saya,” lanjutnya.
Ucapan itu menggambarkan upaya Spalletti menjaga hubungan baik dengan kota yang sudah memberinya banyak emosional.
Tetapi, realitas di lapangan menunjukkan bahwa sebagian fans belum bisa memaafkan langkahnya menuju Turin.
Pihak keamanan sudah memprediksi tingginya tensi laga ini. Insiden pelemparan batu mempertegas bahwa atmosfer di luar stadion bisa saja mengalihkan perhatian dari pertandingan besar tersebut.
Untungnya, tidak ada gangguan lanjutan setelah bus Juventus mencapai area stadion, dan laga dapat berlangsung sesuai jadwal.
Di tengah tekanan emosional, rivalitas panjang, dan bayang-bayang masa lalu, pertandingan Napoli–Juventus kali ini menjadi salah satu laga dengan muatan psikologis terbesar musim ini.
Bagi Spalletti, ini bukan sekadar pertandingan—melainkan malam ketika ia kembali ke rumah yang pernah merayakan kejayaannya dan memberinya kekalahan perdana usai menukangi Juventus.