Spalletti juga menyoroti minimnya inisiatif para pemainnya yang terlalu lambat mengalirkan bola.
“Kami terjebak di tengah dan tidak bisa memindahkan bola dengan cepat. Kami hanya melakukan hal-hal dasar tanpa ada usaha untuk memaksakan ritme permainan. Kami perlu melangkah maju, dan itu harus dilakukan dengan cepat,” pintanya.
Di studio Sky Sport, legenda Inter Milan sekaligus analis ternama, Beppe Bergomi, memberikan pandangan tajam terkait struktur permainan Juventus.
Baca Juga:Transfer Sensasional Serie A: Ketika Marotta Berhasil Bawa Juventus Curi Higuain dari NapoliLegenda AC Milan Sesali Vasilije Adzic Tak Mau Dengarkan Sarannya untuk Tinggalkan Juventus
Menurutnya, Spalletti masih terlalu terikat pada sistem yang ditinggalkan Igor Tudor, pelatih sebelumnya yang menggunakan pola 3-4-2-1.
“Skuad Juventus yang sekarang sebenarnya dibangun untuk 4-3-3. Formasi itu yang paling masuk akal melihat karakter pemain mereka,” kata Bergomi.
“Conte, saat menangani Napoli, mengubah pendekatan berdasarkan pemain yang ia punya. Spalletti harus melakukan hal serupa, bukan melanjutkan sistem yang bukan miliknya,” kritiknya.
Bergomi menilai bahwa dengan stok pemain sayap yang dinamis seperti Chiesa, Yildiz, atau bahkan Conceição, pola tiga penyerang sejatinya lebih efektif untuk menekan dan memecah blok pertahanan lawan.
Pendapat Bergomi itu langsung diamini Paolo Di Canio.
“Benar, 4-3-3 adalah formasi yang paling logis. Juventus punya pemain yang mampu bergerak masuk (inverted), kuat duel satu lawan satu, dan bisa memanfaatkan ruang secara lebih agresif,” paparnya.
Kemenangan ini membuat Napoli mantap berdiri di puncak klasemen sementara, setidaknya hingga AC Milan memainkan laga tandang mereka ke Torino.
Sementara itu, bagi Juventus, kekalahan ini menjadi alarm keras untuk segera menata kembali identitas permainan mereka.
Baca Juga:Siapa Jean-Philippe Mateta, Striker Bertinggi 192 cm yang Jadi Incaran AC MilanJuventus Dihantam Badai Cedera Jelang Laga Kontra Napoli, Spalletti Lirik Dua Bintang Primavera
Spalletti kini menghadapi tantangan besar: apakah tetap mempertahankan model permainan warisan Tudor atau membangun Juventus versinya sendiri?
Yang jelas, para legenda dan analis Italia sepakat—Bianconeri punya materi pemain yang memadai, namun butuh keberanian lebih besar untuk memulai era baru.
