Dari Tangan Kecil Anak TK, Warisan Anyaman Bambu Kota Tasikmalaya Diperkenalkan Kembali

outing class TK di sentra anyaman bambu Kota Tasikmalaya
Anak-anak TK belajar menganyam bambu di sentra Parakanhonje, Indihiang, sambil melihat langsung bagaimana proses kerajinan tradisional dibuat, Sabtu 6 Desember 2025. ayu sabrina / radar tasikmalaya
0 Komentar

“Untuk mencintai budaya lokal, anak-anak harus dikenalkan dulu. Bambu itu dekat dengan kehidupan kita, mudah didapat, dan ada di banyak daerah,” tutur Ani.

Ia pun tak menyangka, beberapa anak bisa cepat menangkap dasar-dasar menganyam.

“Ada yang sekali diajari langsung paham. Beberapa anak ternyata cukup cepat mengikuti pola,” katanya sambil tersenyum.

Baca Juga:Dalam Hitungan Jam, Donasi Terkumpul Rp326 Juta! Tasik Santun Peduli Bencana Sumatera, Aceh dan PalestinaViral! Pasangan Ngamuk di Pinggir Simpang Nagarawangi Kota Tasikmalaya

Bagi Ani, pertemuan singkat ini bukan soal hasil anyaman yang jadi atau tidak. Lebih dari itu, ia berharap tumbuh rasa memiliki pada diri anak-anak terhadap produk lokal.

“Mudah-mudahan mereka bisa mempelajari, mencintai, dan punya rasa kepunyaan terhadap budaya sendiri,” harapnya.

Hingga kini, kerajinan anyaman Parakanhonje masih memiliki pasar. Beragam produk seperti kepang dua, motif warna, webbing untuk tas hingga motif rereng tetap diminati, bahkan menerima pesanan dari luar daerah seperti Bali.

Menurut Ani, keterampilan menganyam tetap relevan dan berpotensi menjadi bekal ekonomi di masa depan.

Outing class tersebut menjadi gambaran kecil upaya menjaga kesinambungan budaya di Kota Tasikmalaya.

Lewat sentuhan langsung pada anak-anak, anyaman bambu Parakanhonje tak hanya dikenang sebagai masa lalu, tetapi diperkenalkan sebagai identitas yang layak dirawat dan diwariskan.

Di tangan kecil para siswa TK itulah, harapan menjaga warisan lokal kembali disemai. (ayu sabrina)

0 Komentar