Salah satu penyebabnya, kata Imin, masih terbatasnya jangkauan pemberian asupan gizi rutin kepada balita dan baduta berisiko stunting.
Dari sekitar 5.011 anak stunting, baru sekitar 1.300-an yang selama ini mendapatkan pendampingan dan asupan gizi terprogram.
“Dengan integrasi program MBG ke penanganan stunting, ini sangat membantu. Harapannya seluruh 5.011 anak stunting bisa masuk dan ter-cover program MBG,” tutur Imin.
Baca Juga:Cuaca Ekstrem Mengintai Tasikmalaya, Polisi Siap SiagaHeboh di Terminal Tipe A Kota Tasikmalaya! Pria Bojonggambir Ditemukan Tak Bernyawa
Ia menilai MBG mampu mempercepat pemulihan stunting dibandingkan program pemberian makanan tambahan yang sebelumnya hanya berjalan 30 hari.
Dengan MBG, anak-anak bisa mendapatkan asupan bergizi secara rutin dan berkelanjutan melalui SPPG.
“Kami merasa sangat terbantu. Ini bukan program murah, tapi dampaknya sangat besar. Mudah-mudahan SPPG bisa memprioritaskan balita dan baduta stunting,” tambahnya.
Program MBG sendiri merupakan bagian dari strategi nasional percepatan penurunan stunting, dengan fokus meningkatkan kualitas gizi ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak sekolah, sekaligus memperkuat ketahanan pangan berbasis produk lokal. (rezza rizaldi)
