Wali Kota Tasikmalaya Gedor Pintu Kemenkeu: Tasik Harus Dapat Porsi Fiskal Lebih Kuat!

Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi
Tangkapan layar video saat Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi di kantor DJPK Kemenkeu.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masih pagi buta ketika iring-iringan kendaraan Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi, melaju cepat meninggalkan Kota Resik.

Tujuannya jelas, langkahnya mantap: Jakarta, untuk sebuah pertemuan strategis yang bisa menentukan arah pembangunan Kota Tasik dalam beberapa tahun ke depan.

Bersama jajaran Pemkot, Viman langsung menuju kantor Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan.

Baca Juga:Tambang Tutup, Air Pulang ke Warnanya: Galunggung Tasikmalaya Kembali Bernapas!Kemiskinan Dorong Perceraian, Perceraian Perburuk Kemiskinan di Priangan Timur

Di ruang audiensi yang penuh grafis angka dan peta fiskal nasional, Viman dan tim duduk berhadapan dengan para pejabat DJPK—membahas hal yang selama ini menjadi denyut nadi kota: bagaimana Kota Tasikmalaya dapat memaksimalkan dukungan fiskal pusat.

“Kami Lobi, Demi Tasik Maju” ujar Viman

Dalam kesempatan itu, Viman menyampaikan kondisi riil Kota Tasik: kebutuhan pelayanan publik yang meningkat, urgensi infrastruktur dasar, serta tuntutan akselerasi ekonomi daerah.

Namun ia juga mengakui, era fiskal saat ini menuntut satu hal: efisiensi yang cermat.

“Walau harus ada efisiensi, komitmen kami tulus. Prioritas tetap masyarakat. Kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur tidak boleh goyah,” tegas Viman dalam pertemuan tersebut.

Menurutnya, relasi daerah–pusat tidak boleh statis. Kota Tasik harus aktif membuka ruang dialog, memperjuangkan formula dana yang lebih proporsional, serta memastikan setiap rupiah dari pusat memberi dampak langsung ke masyarakat.

Pertemuan berlangsung intens. Tim Pemkot memaparkan data keuangan daerah, proyeksi kebutuhan sektoral, hingga efektivitas APBD dalam pelayanan dasar.

DJPK memberi catatan strategis, termasuk peluang penguatan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Insentif Fiskal (DIF), dan mekanisme sinkronisasi program.

Baca Juga:Persikotas Juara, Masa Depan Terbuka: Wali Kota Sediakan Beasiswa Kuliah di UMBPolitik Bambu Apus (part2): Politisi Tinggal Menunggu Langkah. Orkestra Tengah Disiapkan!

Atmosfer audiensi terasa seperti ruang “strategi tim sepak bola”—semua bicara visi, eksekusi, dan cara menembus garis pertahanan, yaitu keterbatasan fiskal.

Viman menegaskan bahwa perjalanan ke Jakarta bukan sekadar formalitas. Bukan pula sekadar kunjungan seremonial. Ini adalah upaya “jemput bola” agar pembangunan Kota Tasik tidak stagnan di tengah ketidakpastian fiskal nasional.

“Dukung terus ya, Wargi Tasik! Kita lobi keras demi Tasik Maju,” ujarnya.

0 Komentar