TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di antara riuh langkah pulang-pergi dan derap kegiatan ekstrakurikuler, sebuah perubahan halus namun konsisten tumbuh di halaman SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya.
Sekolah yang selama ini dikenal aktif di bidang kreativitas siswa dan kegiatan kebudayaan itu pada tahun 2025 menyabet Penghargaan Adiwiyata Mandiri—penghargaan tertinggi bagi sekolah yang berhasil membangun budaya dan tata kelola lingkungan hidup secara berkelanjutan.
Penghargaan ini menempatkan SMPN 2 tidak sekadar sebagai sekolah yang “peduli lingkungan”, tapi sebagai laboratorium praktik lingkungan yang bisa direplikasi.
Baca Juga:Wali Kota Tasikmalaya Gedor Pintu Kemenkeu: Tasik Harus Dapat Porsi Fiskal Lebih Kuat!Tambang Tutup, Air Pulang ke Warnanya: Galunggung Tasikmalaya Kembali Bernapas!
Perjalanan menuju pengakuan nasional itu bermula dari masalah sehari-hari: sampah plastik di kantin, drainase yang tersumbat saat musim hujan, dan kurangnya ruang hijau yang bisa dimanfaatkan siswa untuk belajar di luar kelas.
Alih-alih menunggu aturan turun dari atas, guru, siswa, dan komite sekolah bergerak dengan inisiatif kecil-kecil.
Mereka menetapkan area masalah, menyusun program dan anggaran, mengintegrasikan kedalam kurikulum sekolah, serta merencanakan pembiasaan-pembuasaan yang mengarah pada terciptanya karakter cinta lingkungan.
Transformasi ini bukan sekadar program sekali jadi, melainkan rangkaian praktik yang dilanjutkan menjadi kultur sekolah.
SMPN 2 mengintegrasikan isu lingkungan kedalam seluruh mata pelajaran baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.
Dalam intrakurikuler, siswa dikuatkan pemahamannya tentang memelihara dan mengelola lingkungan, sedang dalam kokurikuler siswa diajarkan tentang keterampilan dalam mengelola plastik, memanfaatkan sampah organik menjadi kompos dan eco enzim.
Sebuah karya inovatif dilakukan siswa eskul robotik. Dibawah bimbingan guru pembina, para siswa membuat sampah elektronik menjadi alat peraga, juga membuat sistem penyiraman tanaman otomatis.
Baca Juga:Kemiskinan Dorong Perceraian, Perceraian Perburuk Kemiskinan di Priangan TimurPersikotas Juara, Masa Depan Terbuka: Wali Kota Sediakan Beasiswa Kuliah di UMB
Metode pembelajaran ini membuat siswa tidak hanya “mengetahui” tetapi “melakukan” — langkah penting agar kepedulian lingkungan bertahan saat mereka lulus. Praktik-praktik pembelajaran ini menjadi salah satu poin kuat saat penilaian Adiwiyata.
Keberhasilan Adiwiyata Mandiri juga terkait erat dengan bagaimana SMPN 2 membuka pintu bagi komunitas.
Mulai dari orang tua, alumni, dan mitra lokal dilibatkan dalsm berbagai kegiatan lingkungan. Bahkan SMPN 2 pernah bekerjasama dengan Boxom GmbH Germany dalam percobaan vertical Garden. SMPN 2 telah berhasil dalam melakukan pengimbasan dan pembinaan bagi beberapa sekolah lainnya.
