RADARTASIK.ID – Duel menarik akan tersaji di San Siro pada Sabtu (7/12) ketika Inter Milan menjamu Como.
Laga ini bukan hanya adu kualitas dua tim yang sama-sama sedang naik daun, tetapi juga pertarungan ide dari dua pelatih dengan filosofi permainan modern: Cristian Chivu di kubu Inter dan Cesc Fabregas di bench Como.
Media Italia Corriere della Sera mengungkapkan bahwa pertemuan kedua pelatih itu sebenarnya memiliki cerita panjang sejak akhir musim lalu.
Baca Juga:Daniel Maldini Berpeluang Tinggalkan Atalanta, PSG Incar Bek Nigeria Senilai Rp124 MiliarLuca Cilli: AC Milan Sudah Hubungi Agen Jay Idzes
Saat itu, Fabregas menjadi salah satu nama paling panas dalam bursa pelatih Eropa setelah membawa Como bertahan di Serie A dengan sepakbola menyerangnya yang membuat ponsel pria 38 tahun itu langsung banjir panggilan.
Bukan sembarang klub—Bayer Leverkusen yang ditinggal Xabi Alonso ke Real Madrid menghubunginya. Begitu pula AS Roma, yang kala itu sedang mencari pengganti Claudio Ranieri.
Ketertarikan beberapa klub top Eropa membuat nama Fabregas melambung sebagai salah satu calon pelatih muda paling menjanjikan.
Dalam laporan yang sama, disebutkan bahwa Inter Milan sempat mencoba mendekati Fabregas, meski langkah mereka datang terlambat.
Situasi internal Nerazzurri kala itu cukup rumit: Simone Inzaghi belum meresmikan kepindahannya ke Arab Saudi, sementara persiapan menghadapi Piala Dunia Antarklub membuat manajemen harus bergerak cepat mencari alternatif pelatih.
Pada 4 Juni, Fabregas dijadwalkan berada di London untuk menghadiri acara bersama presiden Como, Mirwan Suwarso, yang mewakili kepemilikan Hartono bersaudara.
Di sela acara, Fabregas meluangkan waktu sekitar satu jam untuk bertemu dengan direktur olahraga Inter, Piero Ausilio.
Baca Juga:Buat Ibrahimovic dan Tare Terkesan, AC Milan Incar Striker Argentina Berusia 24 TahunAS Roma Tolak Pinangan Inter untuk Manu Kone: Pemilik Anggap Tawaran Terlalu Murah
Pertemuan tersebut bukan negosiasi resmi, melainkan penjajakan. Inter ingin memahami pandangan Fabregas mengenai skuad yang telah banyak berubah.
Di sisi lain, Fabregas melihat secara langsung bahwa kebutuhan Inter untuk melakukan revolusi kecil di tim mungkin tidak sejalan dengan batasan yang dimiliki klub saat itu.
Karena tidak mencapai titik temu yang jelas, pertemuan kedua pun tidak pernah terjadi. Pada akhirnya, Fabregas memutuskan untuk bertahan bersama Como.
Gagal mengamankan Fabregas, Inter kemudian memanggil kembali Cristian Chivu dari Parma untuk mengambil alih kursi pelatih.
