KUPANG, RADARTASIK.ID – Di sebuah desa kecil di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, suasana sederhana di rumah Sarasire (62) kini terasa berbeda.
Perempuan yang sehari-hari menenun kain tradisional itu sempat terdiam saat mengenang perubahan besar yang baru ia rasakan.
Jemarinya yang biasanya lincah menari di atas benang tiba-tiba berhenti, sementara matanya berkaca-kaca.
Ia mengaku tak pernah menyangka akan menerima sambungan listrik gratis.
Baca Juga:5 Hal yang Harus Anda Tahu Sebelum Apply Kartu KreditTransformasi Pembelajaran Agama: Mahasiswa UIN Cirebon Terapkan Teknologi Digital di Madrasah Tasikmalaya
Bagi Sarasire, bantuan itu bukan sekadar fasilitas, tetapi anugerah yang mengubah cara hidupnya.
Ia menceritakan, sebelum listrik masuk rumahnya, aktivitas menenun hanya bisa dilakukan ketika matahari bersinar.
Saat cuaca mendung atau hujan, pekerjaannya terpaksa terhenti karena tidak ada sumber cahaya lain.
Kini, dengan aliran listrik yang stabil, ia bisa bekerja kapan pun tanpa terikat waktu.
Kesaksian serupa datang dari Erens Taneo (49).
Ia menggambarkan betapa sulitnya hidup tanpa listrik di desanya.
Malam hari selalu gelap gulita, hingga sekadar makan pun menjadi aktivitas yang menyulitkan.
Anak-anak, kata Ernens, harus berjuang keras belajar dengan cahaya minim yang berasal dari pelita kecil di sudut rumah.
Pelita itu hanya mampu menerangi selama dua malam, setelah itu ia harus membeli minyak yang kini semakin mahal dan sulit didapat.
Namun hari itu segalanya berubah.
Baca Juga:Jangan Asal Mengemudi: Kenali Pentingnya Escape Route untuk Selamat di JalanUpaya Lestarikan Owa Jawa: Yayasan AHM dan Masyarakat Pekalongan Bentuk Koridor Kehidupan untuk Satwa Endemik
Saat sakelar rumahnya dinyalakan dan lampu menyala terang, senyum lebar tak bisa ia sembunyikan.
Erens mengatakan bahwa kehadiran listrik membuat anak-anaknya bisa belajar dengan nyaman di malam hari.
Ia pun merasa sangat bersyukur atas bantuan sambungan listrik gratis yang diberikan pemerintah.
Setiap malam, rumah yang dulu selalu tenggelam dalam gelap kini memancarkan cahaya hangat.
Bagi Erens dan warga lainnya, listrik bukan hanya penerangan—melainkan harapan baru.
Orang tua dapat beraktivitas lebih leluasa, sementara anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman dan mendukung pendidikan mereka.
Perubahan di berbagai desa di Provinsi NTT ini merupakan hasil dari Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).
Program ini menjadi bagian dari upaya pemerintah mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo, terutama terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil dan percepatan pemerataan akses energi nasional.
