TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Setelah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan suara mesin, debu beterbangan dan aliran air warnanya keruh.
Kini Masyarakat sekitar tambang sekitar Galunggung tepatnya warga Kampung Gunung Sinagar, Desa Sinagar, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya akhirnya bisa menarik napas lega.
Penutupan tambang pasir Galunggung membawa perubahan yang lebih cepat dari promo cuci gudang: air mendadak jernih, ikan kembali muncul, dan warga kembali tersenyum—senyum yang lama hilang di balik masker debu.
Baca Juga:Kemiskinan Dorong Perceraian, Perceraian Perburuk Kemiskinan di Priangan TimurPersikotas Juara, Masa Depan Terbuka: Wali Kota Sediakan Beasiswa Kuliah di UMB
Bagi warga sekitar, ini bukan sekadar perubahan lingkungan. Ini kembalinya hidup normal atau setidaknya hidup yang tidak perlu menebak apakah air sumur berwarna cokelat itu aman diminum atau harus dijadikan bahan eksperimen sains.
“Alhamdulillah, air ayeuna mah jernih. Teu deui siga cai hujan campur solar,” ujar Dudun, warga setempat, sambil menatap aliran sungai yang kini tidak lagi membawa aroma mesin excavator.
Warga mengaku perubahan ini baru benar-benar terasa beberapa pekan setelah tambang ditutup. Seolah-olah alam menunggu aba-aba resmi untuk pulang ke kondisi aslinya.
Begitu alat berat hengkang, debit air menjadi tenang, aliran keruh mereda, dan endapan yang dulu menggunung mulai tersapu hingga menyisakan kejernihan yang sudah mereka lupa bentuknya.
Informasi lebih menggembirakan datang dari kolam dan balong warga. Beberapa di antaranya mulai kembali membibit gurame, nila, dan ikan mas, spesies yang konon sempat “mengungsi” karena air keruh membuat mereka kesulitan menentukan arah hidup.
“Sakitu parahna kamari teh, gurame wae siga bad mood terus,” kata Ujang, peternak ikan lokal.
“Tapi ayeuna mah, insyaallah bisa balik ternak. Airna geus teu bau tambang.” Tambahnya.
Baca Juga:Politik Bambu Apus (part2): Politisi Tinggal Menunggu Langkah. Orkestra Tengah Disiapkan!Konvoi Dadakan, Ribuan Warga Kota Tasikmalaya Sambut Kemenangan Persikotas di Liga 4 Seri 1 Jawa Barat
Para peternak ikan yang dulu terpaksa berhenti karena kolam tercemar kini mulai menghidupkan kembali balong-balong mereka.
Beberapa warga bahkan mengaku mulai mendesain kembali jaring-jaring ikan yang selama ini dilipat karena pesimis bisa digunakan lagi.
Penutupan tambang juga memberi efek samping yang unik: warga Sinagar kini sering duduk di pinggir sungai hanya untuk memastikan kejernihan air bukan halusinasi sosial.
