Kemiskinan Dorong Perceraian, Perceraian Perburuk Kemiskinan di Priangan Timur

perceraian dan kemiskinan
Tangkapan layar halaman depan koran digital Radar Tasikmalaya Edisi Kamis 4 Desember 2025.
0 Komentar

Dari ribuan perkara tersebut, Aparatur Sipil Negara (ASN) juga turut menyumbang angka perceraian. Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengungkapkan bahwa ia mendapat laporan adanya 5–6 ASN yang mengajukan perceraian setiap bulan.

“Setiap bulannya ada 5-6 orang ASN di Kabupaten Ciamis mengajukan perceraian,” katanya kepada wartawan saat di Islamic Center Ciamis, Rabu (3/12/2025).

Ia menjelaskan sebagian besar pemicu perceraian ASN juga terkait kondisi ekonomi dan ketidakcocokan.

Baca Juga:Persikotas Juara, Masa Depan Terbuka: Wali Kota Sediakan Beasiswa Kuliah di UMBPolitik Bambu Apus (part2): Politisi Tinggal Menunggu Langkah. Orkestra Tengah Disiapkan!

“Masalah penceraian memang kebanyakan karena ekonomi dan tidak cocok. Itu biasa ketika sudah memasuki pensiun,” ujarnya.

Herdiat menegaskan bahwa proses perceraian ASN tetap harus ditempuh secara resmi dengan mengajukan permohonan izin kepada pejabat berwenang dan mengikuti proses mediasi.

“Untuk menekan angka perceraian di ASN, upaya pembina terus dilakukan. Bahkan ketika sedang pengajuan perceraian, pejabat berwenang pun dilakukan mediasi terlebih dahulu, untuk upaya merukunkan keluarga kembali,” katanya.

Sedangkan jumlah penduduk miskin di Ciamis sendiri menurut data terbaru BPS yang dirilis di tahun 2025 adalah 7,19 persen atau sekitar 88,72 ribu. Meski begitu Pemkab Ciamis menargetkan angka kemiskinan mereka bisa turun di tahun ini.

“Sedangkan ditargetkan 2025 di Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebesar 6,96 persen,” kata Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Bappeda Ciamis, Ine Anggiasari kepada Radar, Rabu (20/8/2025) lalu. (dik/riz)

0 Komentar