Ariedo Braida Sindir Data Algoritma Andalan AC Milan dan Juventus: “Sepak Bola Itu Keajaiban”

Ariedo Braida
Ariedo Braida Foto: Tangkapan layar Instagram
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Wakil Presiden Ravenna, Ariedo Braida, kembali mencuri perhatian lewat komentarnya yang menyinggung tren modern di dunia sepak bola.

Dalam wawancara bersama Sky, sosok berpengalaman yang pernah membangun kejayaan AC Milan era Sacchi dan Capello itu menyampaikan kritik halus terhadap semakin dominannya peran algoritma dalam menentukan rekrutmen pemain.

“Sekarang pemain dipilih dengan algoritme,” ujar Braida membuka pernyataan.

Baca Juga:AC Milan Ingin Bawa Pulang Thiago Silva, Napoli Incar Bintang AS RomaJuventus Incar Pemain Serie C, Arsenal Gaet Pemain Kembar Asal Ekuador

“Kita semua menggunakan teknologi. Angka adalah angka, matematika tidak bisa dibantah. Namun seperti yang selalu saya katakan, algoritme tidak punya hati maupun mata, sedangkan para pesepak bola punya,” lanjutnya.

“Kita manusia memiliki emosi—dan ini sangat penting. Diperlukan ketajaman dan bakat untuk memahami bahwa sepak bola adalah sebuah keajaiban, dan ada hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh algoritme,” tegasnya.

Komentar Braida memantik sorotan karena datang di saat dua raksasa Italia—AC Milan dan Juventus—semakin mengandalkan model pengambilan keputusan berbasis data.

AC Milan di era RedBird Capital terkenal mengadopsi pendekatan “Moneyball” versi sepak bola, yakni mencari talenta undervalued melalui statistik mendalam dan algoritme prediktif.

Pendekatan ini berperan dalam mendatangkan pemain seperti Tijjani Reijnders hingga Samuel Chukwueze lewat kalkulasi nilai pasar yang efisien.

Model ini diyakini bisa menghemat biaya rekrutmen, bahkan hingga puluhan juta euro—yang setara ratusan miliar rupiah (1 juta euro ≈ Rp17,3 miliar).

Di Turin, Juventus bergerak ke arah serupa. Penunjukan Damien Comolli sebagai CEO baru menjadi sinyal kuat bahwa Bianconeri ingin fokus pada ilmu data.

Baca Juga:Jurnalis Italia: Spalletti Harus Kalahkan Conte untuk Menyenangkan Penggemar JuventusShevchenko Anggap Leao Tak Cocok Jadi Penyerang Tengah: AC Milan Butuh Pemain Seperti Inzaghi atau Crespo

Comolli, yang disebut sebagai “jenderal data” sejak kiprahnya di Toulouse, terkenal menggunakan angka, algoritme, dan parameter terukur dalam memutuskan perekrutan pemain hingga pelatih.

Menurut Comolli, data bahkan bisa mengungkap karakter pemain.

“Pemain yang sering menyentuh bola menunjukkan keberanian dan keinginan menjadi protagonis,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Comolli juga menegaskan bahwa klub ingin bekerja dengan pelatih yang memahami proses berbasis data yang disiplin.

0 Komentar