TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – SD Islam Al Misbah Tasikmalaya menerapkan program Gerakan Shaum Sunnah (GSS) sebagai bagian dari pembiasaan ibadah dan pendidikan karakter bagi siswa sejak dini.
Program ini rutin dilakukan pada momentum shaum sunnah seperti Tarwiyah, Arafah, dan juga saat kegiatan evaluasi pembelajaran. Tidak hanya bernilai ibadah, kegiatan ini juga diintegrasikan ke pembelajaran akhlak serta Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP).
Guru Kelas 1 SD Islam Al Misbah, Diyan Mulyati Mahdar, mengatakan bahwa keberhasilan program tidak hanya diukur dari banyaknya siswa yang mengikuti kegiatan shaum. Sekolah menilai melalui sejumlah indikator seperti perubahan sikap, pemahaman tentang shaum, hingga kebiasaan siswa dalam menerapkannya.
Baca Juga:Pertamina Area Kamojang Perkuat Pemberdayaan Perempuan Desa Melalui Geothermal Snack Bersama KWT MekarsariUndi Dua Unit Rumah dan Berangkatkan 1.171 Karyawan Umrah, Perayaan 35 Tahun JNE Bertema “Bergerak Bersama”
“Kami tidak hanya melihat anak berpuasa atau tidak. Ada penilaian akhlak, kedisiplinan juga feedback dari orang tua,” ujar Diyan kepada Radar, Selasa (2/12/2025).
Ia menambahkan, program GSS dinilai efektif mendorong pembiasaan spiritual dan pembentukan karakter. Sekolah menilai aspek kognitif melalui materi tentang shaum, sementara aspek sikap dilihat melalui ketekunan, kesabaran, dan kedisiplinan siswa. Selain itu, kemampuan praktik anak dalam melaksanakan ibadah shaum juga menjadi bagian dari penilaian.
Diyan menuturkan, salah satu tantangan program ini adalah kesiapan peserta didik dalam memahami makna shaum dan menjaga ketahanan fisik. Untuk itu, sekolah melibatkan guru dan orang tua dalam pendampingan, termasuk memberikan motivasi dan edukasi tentang manfaat ibadah sunnah ini.
Sekolah juga memberikan reward tambahan berupa penilaian pada mata pelajaran PABP dan akhlak kepada siswa yang mengikuti kegiatan ini.
“Biasanya ketika ada ulangan, peserta didik yang shaum mendapatkan tambahan nilai sebagai bentuk apresiasi,” jelasnya.
Keterlibatan orang tua, sambungnya, juga menjadi faktor yang sangat penting dalam keberlanjutan program. Guna memastikan berjalannya program tersebut, pihak sekolah melakukan komunikasi secara rutin, baik melalui grup WhatsApp maupun pertemuan wali kelas.
Bahkan, setiap menjelang pelaksanaan shaum, sekolah membagikan poster pengingat agar anak-anak bersiap sejak sahur. “Biasanya yang shaum bukan hanya siswa, tapi satu keluarga ikut bersama. Itu salah satu dampak positifnya,” ujar Diyan.
