Seorang pemain sayap Persikotas mengaku tidak menyangka dukungan sampai sejauh ini. Biasanya selesai juara ya selesai.
“Tapi sekarang kami dapat masa depan juga.” ungkapnya.
Program beasiswa ini juga menjadi bukti bahwa Pemerintah Kota Tasikmalaya mulai menata ekosistem sepak bola dari hulu ke hilir. Tidak hanya soal prestasi tim, tetapi juga tentang bagaimana membuat kehidupan pemain lebih terjamin secara sosial dan ekonomi.
Pelatih Persikotas Ronny Remon mengakui bahwa hal ini akan meningkatkan motivasi pemain di masa mendatang.
Baca Juga:Politik Bambu Apus (part2): Politisi Tinggal Menunggu Langkah. Orkestra Tengah Disiapkan!Konvoi Dadakan, Ribuan Warga Kota Tasikmalaya Sambut Kemenangan Persikotas di Liga 4 Seri 1 Jawa Barat
“Mereka jadi tahu bahwa kerja kerasnya dihargai, bukan hanya dengan piala, tetapi pemberdayaan jangka panjang,” ujarnya.
UMB menyambut program ini dengan tangan terbuka. Pihak kampus menyatakan akan menyediakan dukungan akademik khusus agar para atlet tetap bisa berkuliah meski jadwal latihan dan kompetisi padat. Dalam konteks ini, kampus ingin menjadi bagian dari ekosistem pembinaan atlet di Tasikmalaya.
Kota Tasikmalaya sedang berubah. Setelah sekian lama prestasi olahraga kerap dianggap sebatas seremoni, kini pemerintah kota menunjukkan bahwa komitmen terhadap generasi muda bisa hadir dalam bentuk paling penting: pendidikan.
Persikotas mungkin juara di lapangan tetapi dengan kebijakan ini, para pemainnya berpotensi menjadi juara dalam hidup—mengukir masa depan dengan gelar akademik, bukan hanya gelar kompetisi.
Dengan demikian, kemenangan Persikotas bukanlah akhir cerita, melainkan awal dari perjalanan baru. Kota merayakan mereka sebagai pahlawan, dan kini mempersilakan mereka melangkah ke pintu masa depan yang lebih cerah. (red)