Pertamina Area Kamojang Perkuat Pemberdayaan Perempuan Desa Melalui Geothermal Snack Bersama KWT Mekarsari

CSR Pertamina
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Garut, Rosanti Rahmawati (tengah), bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekarsari CSR PGE Area Kamojang.
0 Komentar

Kelompok juga mendapatkan bantuan dalam hal desain kemasan, aspek legal usaha, sampai strategi merek untuk memperkuat daya saing produk yang mereka miliki.

Selain itu, PGE Area Kamojang menyediakan fasilitas pendukung seperti Geothermal Dry House untuk menjemur hasil pertanian, Geothermal Organic Fertilizer yang mendukung praktik pertanian ramah lingkungan, dan Dehydrator tempat pengolahan snack geothermal yang mengandalkan energi panas bumi. Keberadaan alat-alat tersebut mempercepat proses pengeringan, meningkatkan mutu produk, dan memberikan ciri khas yang unik dengan menggunakan sumber energi terbarukan.

Salah satu pencapaian kolaborasi yang sangat menonjol adalah Geothermal Snack, makanan ringan yang terbuat dari bahan lokal dan dihasilkan melalui proses pengeringan dengan memanfaatkan energi panas bumi.

Baca Juga:Undi Dua Unit Rumah dan Berangkatkan 1.171 Karyawan Umrah, Perayaan 35 Tahun JNE Bertema “Bergerak Bersama”Kembali Gelar Nirundak "Ningali Runtah, Candak", Hotel Santika Tasikmalaya Bersihkan Sampah di GCC Dadaha

Inovasi ini tidak hanya mempercepat proses produksi, tetapi juga memperkuat reputasi PGE Area Kamojang sebagai perusahaan yang mendukung energi bersih dan berkelanjutan. Produk ini juga merupakan bukti nyata bagaimana pemanfaatan energi panas bumi dapat sejalan dengan upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Ovinda Hariyesa, Junior Government and Public Relations (GPR) PGE Area Kamojang, menambahkan bahwa kesuksesan program sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang intens antara perusahaan dan kelompok tersebut.

“Selama proses pendampingan, kami melihat bahwa motivasi para ibu bisa berubah-ubah. Oleh karena itu, kami secara rutin melakukan kunjungan, berdiskusi, serta memberikan bimbingan ketika mereka menghadapi masalah. Komunkasi dua arah yang menjadi kekuatan utama dalam memastikan keberlanjutan program ini,” jelasnya.

Ketua KWT Mekarsari, Teti, menjelaskan bahwa kehadiran PGE Area Kamojang telah membawa dampak yang signifikan. “Kami memulai dengan apa adanya, tetapi sekarang kami memiliki keterampilan, fasilitas, dan produk yang lebih baik. Banyak ibu-ibu yang sebelumnya tidak memiliki kegiatan produktif kini mampu mendapatkan tambahan penghasilan dan belajar mengelola keuangan kelompok. Semangat kami meningkat karena PGE Area Kamojang memberikan kepercayaan dan motivasi untuk terus berkembang,” tuturnya.

Saat ini, KWT Mekarsari telah berkembang menjadi sebuah kelompok yang memiliki 32 anggota yang menghasilkan berbagai jenis makanan ringan, seperti keripik dari ubi ungu, keripik kulit singkong yang dibumbui rempah, hingga camilan khas dengan bumbu seblak dari Garut. Produk-produk ini tidak hanya diterima dengan baik oleh masyarakat, tetapi juga menjadi pilihan dalam acara sekolah, kegiatan di desa, hingga agenda institusi.

0 Komentar