TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMK Kota Tasikmalaya menggelar kegiatan kunjungan sejarah ke wilayah Ciamis, 22 November 2025.
Kegiatan ini menyasar sejumlah situs bersejarah, mulai dari Astana Gede Kawali, Bumi Alit Panjalu hingga kompleks pemakaman di Nusa Panjalu.
Ketua MGMP Sejarah SMK Kota Tasikmalaya, Dra Neni Heryani MPd, mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk memperkuat kompetensi guru dalam memahami sejarah lokal dan kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Sunda.
Baca Juga:Undi Dua Unit Rumah dan Berangkatkan 1.171 Karyawan Umrah, Perayaan 35 Tahun JNE Bertema “Bergerak Bersama”Kembali Gelar Nirundak "Ningali Runtah, Candak", Hotel Santika Tasikmalaya Bersihkan Sampah di GCC Dadaha
Penguatan ini juga menjadi bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka melalui pembelajaran berbasis sumber sejarah primer. “Melalui kunjungan ini para guru bisa memperoleh pengalaman baru dengan menyaksikan langsung situs sejarah lokal, baik secara agama dan budaya,” jelasnya kepada Radar, Senin (1/12/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh guru sejarah dari 18 SMK di Kota Tasikmalaya. Program napak tilas ini telah menjadi agenda berkelanjutan MGMP Sejarah SMK Kota Tasikmalaya dalam lima tahun terakhir.
Setiap tahun para guru mengunjungi situs sejarah berbeda sebagai bagian dari pembelajaran di luar kelas. Rangkaian kegiatan sebelumnya digelar di berbagai wilayah, mulai dari Bogor dan Jakarta di tahun pertama, Pameran Keraton se-Indonesia di Cirebon.
Kemudian di tahun ketiga kunjungan ke Kota Bandung, lalu ke Situs Ciung Wanara di Kabupaten Ciamis di tahun keempat. “Napak tilas sejarah MGMP Kota Tasik sekarang sudah yang kelima tahun,” ujarnya.
Menurut Neni, situs-situs yang dikunjungi kali ini menyimpan hubungan erat dengan perkembangan agama Hindu dan Islam di Priangan Timur. Kawali dan Panjalu menjadi jejak penting peradaban yang berkembang di wilayah tersebut.
“Relevansi situs itu dengan sejarah lokal Priangan Timur adalah dengan kehadiran kerajaan-kerajaan Hindu dan Islam yang ada di Kawali dan Situ Panjalu menguatkan adanya perkembangan Hindu dan Islam yang berkembang pesat di Tatar Sunda,” paparnya.
Salah satu temuan yang menarik bagi peserta adalah keberadaan Astana Gede yang menyimpan makam tokoh berpengaruh. “Kisah dan fakta unik yang didapat adalah adanya Astana Gede, di mana di sana adanya makam Pangeran Sulaeman yang panjangnya sampai 5 meter,” ungkap Neni.
