Ketika Listrik Masuk Sawah di Kabupaten Tasikmalaya, Petani Bisa Panen Tiga Kali Setahun

Pompa listrik untuk petani
Salah seorang petani menunjukkan pompa listrik yang digunakan untuk mengairi lahan pesawahan di Kabupaten Tasikmalaya. (Diki Setiawan/radartasik.id)
0 Komentar

Ketika daya habis, petani cukup mengisi token dari rumah. Setiap gapoktan menggunakan daya rata-rata 13.200–16.000 watt untuk menyuplai air ke sekitar 20 hektare sawah.

Perhitungan ekonominya pun jelas berbeda. Dengan operasional 4–5 jam sehari, diesel menghabiskan 3–4 liter solar.

“Kalau harga solar per liter Rp 6.500, empat liter bisa habis Rp 26 ribu sekali dioperasikan selama 4–5 jam. Kalau pakai token listrik Rp 20 ribu bisa cukup untuk 5–6 jam beroperasi,” ungkap Budi.

Baca Juga:Orang Ciamis Jadi Sekda DKI Jakarta, Uus Kuswanto Beri Bukti Figur Daerah bisa Manggung di Nasional!Dari Pesantren ke Ruang Pelayanan Jemaah: H Husna Mustopa Nahkodai Kemenag Haji & Umrah Kota Tasikmalaya

Dampaknya terasa langsung di sawah. Di Kecamatan Kadipaten misalnya, yang sebelumnya hanya panen satu kali per tahun dengan hasil 6 ton per hektare, kini bisa dua kali panen dengan produksi naik menjadi 9 ton.

“Sedangkan ketika ada pompa listrik, dalam satu tahun bisa sampai dua kali panen dan dari satu hektar bisa meningkat sampai 9 ton padi yang dihasilkan,” jelas Budi.

Bahkan di beberapa titik, panen dapat terjadi hingga tiga kali dalam setahun.

Kelompok Tani Nuansa Baru di Desa Tarunajaya merasakan perubahan itu. Ade Herawan, salah satu anggotanya, mengatakan pompa listrik PLN mengairi 20 hektare sawah di wilayahnya.

“Irigasi perpompaan listrik dari PLN ini sangat bermanfaat bagi petani. Sangat membantu terutama bagi daerah yang kesulitan dan kekurangan air ketika musim kemarau,” ungkapnya.

Menurutnya, peralihan ke pompa listrik bukan hanya tentang panen yang meningkat, tetapi juga efisiensi biaya.

“Selain lebih hemat karena tidak membeli bahan bakar solar, simpel juga karena tinggal isi token listrik, pompa listrik sudah bisa dioperasikan. Panennya bisa lebih dari satu kali,” tuturnya.

Baca Juga:Kabupaten Tasikmalaya Juara TPID 2025: Ketika Penghargaan Tiba Lebih Cepat dari Harga Stabi!Komitmen yang Menembus Batas Wilayah: Gandara Grup Bantu Masjid dari Garut, Tasik Hingga Banjar!

Dari yang sebelumnya menghabiskan sekitar Rp 5 juta per bulan untuk solar, kini biaya operasional bisa ditekan menjadi Rp 2–2,5 juta saja.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin SP, menyebut kerja sama pemerintah daerah dengan PLN UP3 Tasikmalaya turut mengubah wajah pertanian daerah.

“Lahan pertanian yang kesulitan air di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya kini dapat lebih produktif, dengan pompa listrik ini. Sehingga produktivitas meningkat biaya operasional lebih efisien dan bisa ditekan,” ujarnya.

0 Komentar