Banteng Jawa Terancam Punah, Reintroduksi di Cagar Alam Pananjung Pangandaran Jadi Harapan Terakhir

Cagar Alam Pananjung Pangandaran
Suasana di kawasan reintroduksi banteng jawa di Cagar Alam Pananjung Pangandaran baru-baru ini. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Langkah besar dalam upaya konservasi alam di Indonesia kini tengah berlangsung di Cagar Alam Pananjung Pangandaran.

Setelah lebih dari dua dekade mengalami penurunan drastis, banteng jawa (bos javanicus) kini kembali dihantarkan ke habitat alaminya melalui program reintroduksi yang diinisiasi oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Kehutanan, Taman Safari Indonesia, dan didukung oleh Star Energy Geothermal Darajat II Limited, Pemerintah Kabupaten Pangandaran, serta masyarakat lokal.

Langkah ini bertujuan untuk menyelamatkan spesies sapi liar yang sangat terancam punah.

Baca Juga:Pengembangan Pencurian Sepeda Motor Sewaan Wisatawan Asal Belgia di Pangandaran: 4 Pelaku, 1 PenadahPelaku Wisata di Green Canyon Pangandaran Beralih ke Perahu Listrik: Tidak Bising, Hemat Biaya

banteng jawa, yang merupakan spesies asli Asia Tenggara, telah mendapatkan status baru dalam Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature), yaitu ”Sangat Terancam Punah”.

Status ini diubah akibat penurunan populasi global yang dramatis lebih dari 80 persen dalam dua dekade terakhir.

Penyebab utama dari penurunan ini adalah perburuan liar untuk daging dan tanduk, hilangnya habitat akibat degradasi hutan, serta dampak dari bencana alam.

Dengan hanya sekitar 3.300 ekor banteng jawa yang tersisa di alam liar, konservasi menjadi sangat penting.

Dalam upaya mengatasi ancaman kepunahan ini, Balai Besar KSDA Jawa Barat melakukan langkah konkret melalui reintroduksi di Cagar Alam Pananjung Pangandaran.

Sebuah kawasan yang memiliki sejarah panjang dalam upaya konservasi banteng jawa.

Sejarah reintroduksi banteng jawa di Cagar Alam Pananjung Pangandaran dimulai pada tahun 1922, ketika program awal dimulai dengan pengenalan 4 ekor banteng sebagai bagian dari taman buru.

Baca Juga:Pangandaran Hanya Mampu Tangani 50 Rutilahu Per TahunOkupansi Hotel di Pangandaran Meningkat Pesat, Liburan Nataru 2026 Siap Jadi Surga Wisatawan!

Pada tahun 1934, jumlah banteng yang diperkenalkan bertambah menjadi 60-80 ekor, yang kemudian berkembang pesat hingga mencapai 90 ekor pada tahun 1979.

Namun, bencana alam seperti letusan Gunung Galunggung pada 1982 menyebabkan penurunan drastis dalam populasi banteng.

Pada tahun 2003, hanya satu ekor banteng jantan yang tersisa.

Namun, dengan komitmen yang kuat untuk mengembalikan spesies ini, pada Desember 2024, Menteri Kehutanan Republik Indonesia melakukan pelepasliaran empat ekor banteng jawa di Padang Rumput Cikamal, Cagar Alam Pananjung Pangandaran.

Keempat ekor ini berasal dari Taman Safari Indonesia, yang masing-masing terdiri dari 2 ekor jantan dan 2 ekor betina dewasa.

0 Komentar