TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Kontes ternak sapi dan bursa sapi potong 2025 yang digelar di Rumah Potong Hewan (RPH) Indihiang, Kota Tasikmalaya, Senin 1 Desember 2025, menegaskan satu isu utama.
Satu isu utama itu adalah kebutuhan sapi lokal belum mampu memenuhi permintaan harian, sehingga Kota Tasikmalaya masih bergantung pada pasokan dari luar daerah.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPPP Kota Tasikmalaya, Cecep Kustiawan, mengatakan kontes ternak bukan hanya ajang pamer kualitas hewan, tetapi juga strategi mendorong peternak lokal meningkatkan kualitas dan produktivitas.
Baca Juga:Heboh di Panglayungan Kota Tasikmalaya! Sapi Kontes Seberat 300 Kilogram Nyemplung SungaiASN Pemkot Tasikmalaya Doa Bersama dan Galang Donasi untuk Korban Bencana Sumut, Sumbar, dan Aceh
“Memenangi kontes akan meningkatkan nilai jual hewan milik peternak,” ujarnya.
Hal itu diharapkan mampu memicu peternak memperbaiki perawatan dan standar pemeliharaan, sehingga suplai lokal dapat semakin kompetitif.
Pasokan Harian Masih KurangCecep menyebut kebutuhan sapi potong di Kota Tasikmalaya mencapai 30 ekor per hari.
Namun jumlah tersebut jauh dari kemampuan produksi lokal.
“Kami tidak bisa penuhi, kurang, datang dari luar daerah, dari Jawa Tengah,” terangnya.
Kondisi ini menunjukkan ketergantungan tinggi pada pasokan luar wilayah, yang membuat stabilitas harga dan kelancaran suplai sangat sensitif terhadap situasi di daerah pemasok.
Kontes Jadi Ajang Dongkrak Kualitas LokalKontes tahun ini diikuti lima daerah, dengan Kota Tasikmalaya menjadi peserta terbanyak, yakni 31 ekor sapi.
Salah satunya bahkan memiliki bobot mencapai 1 ton, menandakan adanya peningkatan standar pemeliharaan oleh sebagian peternak.
Baca Juga:Formabata Tasikmalaya Tegaskan Komitmen Persatuan dan Pelestarian BudayaDalami Kasus Penyekapan, Polres Tasikmalaya Kota Bakal Lakukan Visum Terhadap Korban
Kategori penilaian mencakup:* Ekstrem jantan & betina (berbobot besar).* Pedet di bawah lima bulan.* Jantan non-poel di bawah satu tahun.
Kategori tersebut digunakan untuk menilai kualitas dari berbagai usia, sekaligus memberi gambaran bagaimana perkembangan ternak lokal dibanding daerah lain.
Pemulihan Pascawabah PMKCecep menambahkan bahwa setelah terdampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), DKPPP terus memperkuat upaya vaksinasi untuk menjaga keamanan ternak.
“Kami berupaya melakukan vaksinasi secara rutin,” tambahnya.
Mobilitas ternak dari luar daerah tetap tinggi, sehingga pengawasan dan kesehatan hewan menjadi fondasi penting jika Kota Tasikmalaya ingin mengurangi ketergantungan pasokan dan memperkuat produksi lokal. (Ayu Sabrina)
