Dosen ITB Kenalkan Budidaya Lalat Tentara Hitam sebagai Sistem Penanganan Sampah Terpadu Menuju Era Zero Waste

PENGABDIAN
Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan sosialisasi di Desa Tanjungsari, Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (22/11/2025).
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Permasalahan sampah masih menjadi isu mendesak di berbagai daerah, baik di kota maupun di pedesaan. Volume sampah terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat.

Di perkotaan, tumpukan sampah kerap mengganggu estetika dan kesehatan lingkungan, sementara di pedesaan tantangan muncul akibat pengelolaan sampah yang masih sederhana dan belum terstruktur. Kondisi ini menuntut solusi inovatif yang tidak hanya efektif mengurangi timbunan sampah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

Salah satu langkah awal yang sangat penting adalah pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, yaitu sampah organik dan non-organik. Sampah non-organik seperti plastik, kertas, dan logam dapat diarahkan pada sistem daur ulang agar tidak berakhir di tempat pembuangan akhir.

Baca Juga:Hello Comfort Roadshow Hadir di Summarecon Mall Bandung, Sharp Tampilkan Teknologi dan Nuansa Hiburan Jepang Bersama JNE, Zai Muslim Wear dari Purwakarta Sukses Tembus Pasar Internasional

Sementara itu, sampah organik masih dapat diolah lebih lanjut dan memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi maupun material bernilai bagi sektor pertanian.

Atensi khusus pada penanganan dan pengolahan sampah organik mendorong tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengambil topik permasalahan ini.

Tim dari Sekolah Farmasi ITB terdiri dari Dr apt Hegar Pramastya, Dr apt Tomi Hendrayana, apt Defri Rizaldy PhD, Dr apt Fitriana Hayyu Arifah, Dr apt Fitriani Jati Rahmania beserta praktisi ternak BSF dan budidaya lele Puji Hatmoko dari Kang Puj Farm melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat terkait Budidaya Lalat Tentara Hitam (Black Soldier Fly atau BSF) di Desa Tanjungsari, Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya.

Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi terkait materi pengenalan dan pengelolaan sampah, dan dilanjutkan terkait dengan pengenalanan BSF. Kegiatan Sosialisasi berlangsung pada hari Sabtu, 22 November 2025. Selain kegiatan sosialisasi, dilakukan penyerahan mesin pencacah sampah.

Dr apt Hegar Pramastya mengatakan bahwa dalam konteks pengolahan sampah organik, BSF menjadi salah satu solusi biologis yang semakin populer. Dalam siklus hidupnya, BSF terdiri dari beberapa fase: telur, larva, prapupa, pupa, dan lalat dewasa.

Fase larva merupakan tahap paling bermanfaat bagi manusia karena memiliki kemampuan luar biasa dalam mengurai sampah organik secara cepat dan efisien. Larva BSF juga kaya nutrisi sehingga bernilai tinggi sebagai sumber protein alternatif.

0 Komentar