Priangan Timur Tunjukkan Ketahanan Ekonomi, Realisasi Pendapatan Negara Capai Rp 1,02 Triliun 

ILUSTRASI UANG
Ilustrasi tumpukan uang. Sementara itu, hingga Oktober 2025 Priangan Timur menunjukkan ketahanan ekonomi.(Foto: Ricardo/JPNN.com)
0 Komentar

Adapun penerimaan Bea Masuk mencapai Rp 731,72 juta atau 132,61 persen dari target sebesar Rp 551,80 juta. Untuk Pendapatan Negara Bukan Pajak, realisasinya mencapai Rp 304,30 miliar dari target Rp 179,97 miliar.

Dari sisi belanja, pagu Belanja Negara tahun 2025 setelah efisiensi tercatat sebesar Rp 10,13 triliun dengan realisasi mencapai Rp 8,56 triliun atau 84,59 persen dari pagu.

Belanja Pemerintah Pusat terealisasi sebesar Rp 2,00 triliun atau 75,31 persen dari pagu Rp 2,66 triliun, sementara Transfer ke Daerah mencapai Rp 6,56 triliun atau 87,89 persen dari pagu Rp 7,47 triliun.

Baca Juga:Hello Comfort Roadshow Hadir di Summarecon Mall Bandung, Sharp Tampilkan Teknologi dan Nuansa Hiburan Jepang Bersama JNE, Zai Muslim Wear dari Purwakarta Sukses Tembus Pasar Internasional

Belanja Pemerintah Pusat tersebut didominasi oleh Belanja Pegawai yang mencapai Rp 1,09 triliun atau 54,60 persen dari total belanja pemerintah pusat. Kemudian Belanja Barang sebesar Rp 578,90 miliar atau 28,94 persen, serta Belanja Modal sebesar Rp 329,43 miliar atau 16,47 persen.

Jika dilihat dari perkembangan kumulatif berdasarkan klasifikasi ekonomi, Belanja Pegawai menjadi satu-satunya jenis belanja yang mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 3,52 persen.

Sementara itu Belanja Barang dan Belanja Modal mengalami kontraksi masing-masing sebesar 47,38 persen dan 43,77 persen secara ctoc. Penyerapan belanja barang dan modal dinilai masih tergolong rendah, masing-masing sebesar 67,35 persen dan 67,80 persen dari pagu.

Untuk Belanja Non K/L, realisasinya mencapai Rp 1,98 triliun yang terdiri atas Belanja Bantuan Pemerintah sebesar Rp 35,94 miliar, Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp 1,64 triliun, dan Belanja Subsidi sebesar Rp 306,59 miliar.

Bantuan sosial tersebut terdiri dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Yatim Piatu (YAPI). Sementara data belanja subsidi merupakan belanja subsidi pupuk. (Fitriah Widayanti)

0 Komentar