Paolo Di Canio: Inter Milan Butuh Sosok Seperti Maldini atau Vialli di Lapangan

Paolo Di Canio
Paolo Di Canio Foto: Tangkapan layar Instagram
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Mantan penyerang dan kini analis Sky Sport, Paolo Di Canio, kembali melontarkan kritik tajam kepada Inter Milan usai kekalahan beruntun dari AC Milan dan Atletico Madrid.

Dalam wawancara dengan La Repubblica, pria 56 tahun itu menilai Inter belum menunjukkan karakter yang cukup untuk bersaing di level tertinggi, terutama di Liga Champions.

Di Canio memulai dengan menilai posisi Inter di Serie A dan peluang di kompetisi Eropa.

Baca Juga:Dalla Bona: Maldini Hentikan Bentrok Inzaghi-Shevchenko Sebelum Final Liga Champions Lawan JuventusStrikernya Diincar AS Roma, Simon Kjaer: Massara Tahu Harganya Tidak Murah

“Untuk tiga besar di liga, saya melihat Inter, Napoli, dan Milan—tinggal lihat urutannya nanti,” ujarnya.

Namun optimisme itu langsung berubah ketika berbicara soal Eropa. Menurutnya, klub-klub Italia masih jauh dari standar raksasa Eropa.

“Di Liga Champions akan sangat sulit. Kita tertinggal bertahun-tahun dari klub-klub top. Inter adalah yang paling siap, tetapi di Madrid terlalu banyak hal yang tidak berfungsi,” tegasnya.

Kekecewaan Di Canio semakin terlihat ketika ia menanggapi gol kedua Atletico dalam laga tersebut.

Ia bahkan menirukan proses gol 2-1 itu bersama Billy Costacurta di studio televisi karena kesal dengan penampilan pemain Inter.

“Itu hanya momen lucu tapi juga cara untuk melampiaskan frustrasi. Ketika melihat sikap lesu atau kurang fokus, seperti pertahanan pada gol itu, saya marah seolah saya sendiri masih bermain. Di Eropa levelnya sangat tinggi; sedikit lengah, Anda langsung jatuh,” katanya.

Di Canio juga menyoroti komentar bek Inter, Yann Bisseck, yang berbicara tentang ketidakberuntungan sebagai alasan hasil buruk tim.

Baca Juga:Real Madrid Siap Curi Kenan Yildiz, Inter Wajib Tawarkan Gaji Rp85 Miliar Jika Ingin Rekrut MaignanJean-Pierre Papin: “Saya Datang ke AC Milan karena Van Basten”

Baginya, “sial” usai dikalahkan Ateltico bukan istilah yang pantas untuk tim sekelas Inter.

“Keberuntungan dan ketidakberuntungan itu tidak ada. Chivu harus menghilangkan alasan seperti itu dari kepala para pemainnya,” ujarnya.

Ia bahkan menyinggung karakter sang pelatih yang punya jiwa petarung luar biasa saat masih menjadi pemain.

“Chivu dulu bertarung habis-habisan, bahkan bermain dengan helm pelindung. Jika Anda mengenai tiang, itu karena Anda menendang dengan buruk,” paparnya.

Komentar tersebut menegaskan bahwa masalah Inter bukan pada faktor eksternal, melainkan mentalitas.

0 Komentar