Jean-Pierre Papin: “Saya Datang ke AC Milan karena Van Basten”

Jean-Pierre Papin
Jean-Pierre Papin Foto: Tangkapan layar Youtube@Milan TV
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Jean-Pierre Papin kembali membuka lembaran emas dalam kariernya bersama AC Milan.

Mantan bomber timnas Prancis itu berbicara blak-blakan dalam wawancara di kanal YouTube milik Carlo Pellegatti, membahas alasan ia memilih Rossoneri, pengalaman bermain di era penuh bintang, hingga hubungan hangat yang masih ia jaga dengan para legenda klub.

Papin mengenang dengan jelas saat pertama kali tiba di Italia dan mendapat sambutan hangat Presiden Silvio Berlusconi.

“Kenangan yang luar biasa,” tuturnya.

Baca Juga:Liga Europa: Manu Kone Jadi Korban Kemenangan Perdana AS Roma di OlimpicoDaftar 3 Pemain AS Roma yang Bisa Hengkang di Bursa Transfer Januari: Dari El Shaarawy Hingga Ghilardi

“Ini pertama kalinya saya di Arcore. Presiden Silvio Berlusconi menyambut saya di rumahnya yang besar sambil menyanyikan lagu berbahasa Prancis. Itu momen yang benar-benar tidak pernah saya lupakan,” lanjutnya.

Sambutan tersebut menjadi awal yang manis bagi perjalanan singkat namun intens bersama klub raksasa Serie A itu.

Salah satu alasan terkuat Papin memilih Milan adalah kesempatannya bermain bersama Marco van Basten.

“Itu juga alasan saya datang ke Milan,” ujarnya.

“Saya bermimpi bermain dengan Marco. Kami berdua sama-sama pencetak gol, dan banyak orang mengira itu mustahil dilakukan. Tapi nyatanya, kami bisa berbagi peran dan bekerja sama,” jelasnya.

Papin bergabung dengan AC Milan pada musim panas 1992 dengan biaya transfer sekitar 10 juta euro, menjadikannya salah satu penyerang termahal di dunia saat itu dan salah satu pembelian terbesar Milan pada awal dekade 1990-an.

Ia datang sebagai pemenang Ballon d’Or 1991, dengan reputasi sebagai predator kotak penalti yang menakutkan.

Dalam wawancara tersebut, Papin juga menyinggung peran besar Fabio Capello dalam mengembangkan gaya bermainnya.

Baca Juga:Daftar Playmaker Incaran Juventus di Bursa Transfer Januari: Dari Verratti Hingga BernabéDe Rossi Ingin Bawa Dua Pemain AS Roma ke Genoa, Ghilardi Jadi Incaran Torino dan Atalanta

“Capello mengajari saya penalti, dia mempercayakan itu kepada saya,” ujarnya.

“Dia membuat saya belajar bermain membelakangi gawang. Itu sangat sulit, tetapi dalam setahun saya berkembang pesat,” tambahnya.

Selama dua musim di San Siro, Papin mencatatkan serangkaian pencapaian penting.

Ia menjadi bagian dari skuat yang menjuarai Serie A 1992/1993, meraih Piala Super Eropa 1993, dan mencapai final Liga Champions 1993 dan 1994—meski pada partai 1994 ia tidak bermain akibat cedera.

0 Komentar