Kepindahannya ke AC Milan berawal dari Ariedo Braida, direktur Milan kala itu yang mengabari bahwa ia akan menonton pertandingan Chelsea melawan Fulham di Stamford Bridge.
“Didorong oleh keluarga, agen, dan teman-teman, akhirnya saya menerima tawaran itu,” aku dia.
Salah satu momen yang paling membekas baginya adalah ketika mendapat kesempatan tampil di Santiago Bernabéu melawan raksasa Spanyol, Real Madrid.
Baca Juga:Strikernya Diincar AS Roma, Simon Kjaer: Massara Tahu Harganya Tidak MurahReal Madrid Siap Curi Kenan Yildiz, Inter Wajib Tawarkan Gaji Rp85 Miliar Jika Ingin Rekrut Maignan
Namun, ia gagal mendapatkan tempat di tim utama karena tak bisa mengatasi pergerakan Roberto Carlos yang jadi bek Madrid.
“Saya diturunkan sebagai starter. Sayangnya, saya harus bermain di posisi sayap kanan, berhadapan langsung dengan Roberto Carlos yang sedang berlari dengan kecepatan penuh. Hasilnya buruk. Saya mendapat kartu kuning hanya setelah 15 menit dan akhirnya ditarik keluar,” tuturnya.
“Itu adalah ujian. Seandainya saya lulus, jalan karier saya mungkin akan berbeda. Namun, realitanya, sepak bola Italia memang keras seperti itu. Penilaian terhadap pemain seringkali terjadi secara instan,” paparnya.
Cerita paling menarik Dalla Bona justru datang dari persiapan menuju puncak Liga Champions 2003 di Manchester menghadapi Juventus.
Ia yang menyaksikan latihan terakhir Milan jelang final dari tribun, mengungkap insiden memanas antara dua striker andalan Milan, Filippo Inzaghi dan Andriy Shevchenko.
Pertengkaran kedua striker itu kemudian dihentikan oleh Paolo Maldini, kapten Milan yang diakuinya sangat berwibawa.
“Saya ingat betul mereka terlibat pertengkaran sengit di sesi latihan terakhir. Mereka saling menghina dengan kata-kata yang tajam,” bebernya.
Baca Juga:Jean-Pierre Papin: “Saya Datang ke AC Milan karena Van Basten”Liga Europa: Manu Kone Jadi Korban Kemenangan Perdana AS Roma di Olimpico
“Maldini lalu mendekati mereka dan memerintahkan untuk berhenti. Sejujurnya, sebagai pemain muda, sosoknya selalu mengintimidasi saya, tetapi itulah tindakan seorang pemimpin sejati,” pujinya.
Dalla Bona juga membocorkan sisi unik dari Inzaghi.
“Pippo adalah seorang ‘kanibal’ di lapangan. Sebelum final, saya melihatnya berlatih gerakan-gerakan finishingnya sendirian di lapangan golf, jauh dari keramaian,” ungkapnya.
Di luar lapangan, Dalla Bona mengakui pernah menjalani gaya hidup melelahkan yang terinspirasi oleh Bobo Vieri.
“Suatu musim panas, tiba-tiba saya memutuskan ingin hidup seperti Bobo Vieri selama tiga bulan: penuh pesta dan klub malam. Saya mungkin menghabiskan sekitar 50.000 euro sampai-sampai bank khawatir kartu kredit saya telah dikloning,” jelasnya.
