Dalla Bona: Maldini Hentikan Bentrok Inzaghi-Shevchenko Sebelum Final Liga Champions Lawan Juventus

Samuele Dalla Bona
Samuele Dalla Bona Foto: Tangkapan layar Instagram@samuele_dallabona
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Samuele Dalla Bona, mantan gelandang Italia yang kariernya sempat melambung di Chelsea dan AC Milan, membuka lembaran kenangan masa lalunya.

Dalam sebuah wawancara mendalam dengan La Gazzetta dello Sport, pemain yang pernah membela sejumlah klub seperti Bologna, Lecce, dan Napoli ini menceritakan momen-momen penuh warna, mulai dari “kabur” dari sekolah asrama hingga insiden panas antara dua bintang penyerang AC Milan jelang final Liga Champions 2003.

Ia mengungkapkan awal petualangannya ke Liga Inggris dimulai di usia yang sangat belia usai tampil apik di Piala Eropa U-16.

Baca Juga:Strikernya Diincar AS Roma, Simon Kjaer: Massara Tahu Harganya Tidak MurahReal Madrid Siap Curi Kenan Yildiz, Inter Wajib Tawarkan Gaji Rp85 Miliar Jika Ingin Rekrut Maignan

“Saya berada di Skotlandia untuk Kejuaraan Eropa U-16 pada Mei 1998. Saya bermain bak dewa,” kenang Dalla Bona.

Setelah kalah di final, ia ditemui Vialli yang mengajaknya gabung ke Chelsea.

“Setelah pertandingan, saya menemukan Gianluca Vialli berdiri di samping bus. Saat itu saya baru 16 tahun dan berpikir, ‘Apa yang dia inginkan sekarang?’ Ternyata, dia menyampaikan bahwa Chelsea sedang mencari pemain muda berbakat dan menginginkan saya,” ujarnya.

“Sebuah skandal besar pun terjadi. Saya kabur dari sekolah asrama pada malam 15 Agustus hanya untuk pergi ke London dan menandatangani kontrak,” lanjutnya.

Meski debutnya terjadi di era manajer Vialli pada tahun 2000, Claudio Ranieri-lah yang memberinya kepercayaan penuh.

“Saya masih berusia delapan belas tahun, tetapi sudah dikelilingi oleh para legenda seperti Hasselbaink, Desailly, Gianfranco Zola, Di Matteo, Carlo Cudicini, Wise, dan John Terry,” ucapnya.

Kenangan manis di Chelsea itu yang membuatnya menyesali keputusan untuk meninggalkan Inggris dan bergabung dengan AC Milan.

Baca Juga:Jean-Pierre Papin: “Saya Datang ke AC Milan karena Van Basten”Liga Europa: Manu Kone Jadi Korban Kemenangan Perdana AS Roma di Olimpico

“Ya, saya menyesal. Itu adalah jenis sepak bola yang berbeda, lebih bebas, tanpa tekanan berlebihan. Baik Panucci maupun Ranieri sudah memperingatkan saya untuk tidak kembali ke Italia,” katanya.

“Namun, saya bersikeras. Pada tahun 2001, saya menolak tawaran dari Venezia dan konsekuensinya, klub mengeluarkan saya dari skuad,” tembahnya.

“Claudio Ranieri akhirnya mengembalikan saya setelah dua bulan, tetapi di akhir musim saya memutuskan pergi. Sampai sekarang, pikiran itu selalu ada: Saya seharusnya tinggal di Chelsea selamanya,” sesalnya.

0 Komentar