Pembangunan Irigasi 8 Miliar di Salawu Tasikmalaya Disorot, Komisi II: Banyak Ditemukan Beberapa Kejanggalan

Irigasi 8 Miliar
Pekerja sedang melaksanakan pembangunan irigasi di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya yang disorot Komisi II DPRD. (Istimewa For Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menaggapi laporan masyarat terkiat pembangunan proyek irigasi, Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya menyoroti pelaksanaan proyek peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi Garunggang di Kecamatan Salawu.

Proyek bernilai sekitar Rp 8 miliar itu dikerjakan dengan masa pelaksanaan 59 hari, namun ditemukan sejumlah kejanggalan yang dinilai merugikan masyarakat.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Dani Fardian, mengungkapkan bahwa proyek tersebut tidak diawali dengan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat setempat. Akibatnya, banyak warga yang merasa dirugikan karena pekerjaan dilakukan mendadak tanpa koordinasi.

Baca Juga:Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Salurkan 2.500 kWh Listrik Gratis untuk Warga Kurang Mampu di TasikmalayaAnggota DPRD Jabar Arip Rachman Lakukan Pengawasan Pemerintahan dengan Temu Warga: Pajak Kembali untuk Rakyat

“Di lokasi, kami tidak melihat adanya sosialisasi dan itu dikeluhkan masyarakat. Dampaknya sudah terasa, terutama bagi yang memiliki lahan palawija dan kolam ikan,” ujar Dani saat ditemui di Kantor DPRD, Kamis 27 November 2025.

Dani bersama Anggota Fraksi Gerindra, Agung Nugraha, melakukan peninjauan langsung ke lapangan. Dari hasil pemantauan, mereka menemukan bahwa di lokasi tidak terpasang papan informasi proyek, sehingga publik tidak mengetahui detail anggaran, pelaksana, maupun waktu pengerjaan.

Selain itu, kata dia, terdapat dugaan bahwa pekerjaan tidak memenuhi spesifikasi teknis. Salah satunya terkait standar fondasi irigasi.

“Fondasi yang seharusnya tinggi 40 sentimeter, berdasarkan keterangan pengawas lapangan, hanya dibuat 20 sentimeter. Ini jelas tidak sesuai spesifikasi,” tegas Dani.

Dani juga menyoroti metode pembangunan yang dinilai tidak profesional. Proses pengolahan campuran semen dan pasir seharusnya menggunakan mesin, namun di lapangan pekerja terlihat mengerjakan secara manual.

“Total ada sekitar 4.000 meter saluran irigasi yang diperbaiki. Proyek sebesar ini semestinya dikerjakan dengan standar kualitas yang benar,” ungkapnya.

Kurangnya sosialisasi membuat warga tidak siap menghadapi dampak pembangunan. Sejumlah kawasan pertanian dan peternakan ikan merugi akibat aliran air yang terhenti sementara.

Baca Juga:Pastikan Pembangunan Tepat Sasaran, Anggota DPRD Jabar H Uden Dida Efendi Tinjau Rekonstruksi Jalan MangkubumiHadirkan Tata Kelola Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang Modern, Inovasi E-GIFT Jadi Solusinya

“Ada lima desa yang bergantung pada saluran irigasi Garungang, yakni Margalaksana, Tanjungsari, Neglasari, dan Karangmukti. Total lahannya mencapai ratusan hektare sawah plus kolam-kolam warga,” jelas Dani.

Salah satu yang sudah terdampak adalah kolam ikan milik BUMDes Karangmukti, yang sedang dalam proses pembesaran ikan. Banyak ikan mati akibat perubahan aliran air mendadak.

0 Komentar