Di Canio menilai kegagalan Inter dalam mengantisipasi bola mati menjadi masalah serius yang terus berulang.
Menurutnya, komentar Chivu yang mengatakan bahwa tiga pemain terbaik Inter dalam duel udara sudah berada di area seharusnya justru memperlihatkan betapa fatal kesalahan tersebut.
“Ini Inter, tim yang seharusnya bersaing merebut gelar. Tapi justru mulai timbul keraguan soal karakter,” tegasnya.
Baca Juga:Siapakah Franculino Dju? Striker Bernomor Punggung 3 yang Jadi Incaran AS Roma dan AC MilanInter Kecolongan di Menit Akhir, Sabatini Sarankan Chivu Lebih Cermat dalam Pergantian Pemain
“Kalau Chivu tidak memperbaikinya, siapa lagi? Dia dulu bek yang bermain dengan kepala dibalut—dia tahu apa itu pertarungan. Komunikasi tenangnya bagus, tetapi ada saatnya dia harus bicara keras,” tambahnya.
Di Canio bahkan menyarankan Chivu untuk berbicara empat mata dengan pemain tertentu, terutama yang dianggap bertanggung jawab, seperti Barella.
“Saya setuju dengan pendekatan ‘kami’, tapi terkadang harus ada ‘kamu’,” ucapnya.
“Datangi pemainnya dan bilang: ‘Hei, lihat sekelilingmu! Harus aku yang beri tahu bahwa ada lawan 80 meter di belakangmu?’ Ini soal tanggung jawab individu, selain masalah marking yang tidak berjalan,” paparnya.
Menurutnya, Inter tak hanya perlu memperbaiki organisasi permainan, tetapi juga mentalitas bertahan.
Zona marking penting, namun tetap harus ada pemain yang menang dalam duel atau minimal mengganggu lawan.
Dengan jadwal berat yang menanti, tekanan kini berada di pundak Chivu dan Inter membutuhkan respons secepatnya sebelum tren negatif ini berubah menjadi krisis yang lebih dalam.
