Hadirkan Eksplorasi Warna dan Emosi, UKM Siliwangi Fotografi (SPOT) Gelar Spoty Fest Vol.7

PAMERAN
Mahasiswa Unsil saat mengunjungi pameran fotografi UKM SPOT yang dikemas dalam acara Spoty Fest Vol.7 di Gedung Mandala, Rabu (26/11/2025). (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Siliwangi Fotografi (SPOT) menggelar acara Spoty Fest Vol.7 di Gedung Mandala Universitas Siliwangi, 25–26 November 2025. Pameran fotografi tahunan ini menjadi ruang kreativitas bagi anggota SPOT untuk menampilkan karya visual hasil eksplorasi mereka.

Pada gelaran tahun ini, SPOT memilih tema besar bertajuk Chromes, yang diambil dari kata Kroma atau warna. Tema itu dianggap mampu menangkap dinamika visual sekaligus keberagaman pengalaman manusia.

“Karena menggambarkan keragaman warna, emosi serta dimensi visual keseharian manusia,” ujar Ketua Pelaksana Spoty Fest Vol.7, Rifah A’inul Zakiyah kepada Radar, Rabu (26/11/2025).

Baca Juga:Bersama JNE, Zai Muslim Wear dari Purwakarta Sukses Tembus Pasar InternasionalMumu, Kepala Madrasah Aliyah di Garut, Raih Grand Prize Mobil Listrik BYD Dolphin dari Undian Simpati Hoki

Melalui tema tersebut, panitia membagi kurasi karya ke dalam tiga subtema, yaitu Spectrum of Emotion menghadirkan visualisasi ekspresi manusia dari berbagai sudut.

Sementara Vibrant of Reality menekankan relasi manusia dengan lingkungannya. Adapun Colors of Life lebih menyoroti penggunaan warna sebagai simbol energi dan vitalitas dalam kehidupan sehari-hari.

Rifah menuturkan bahwa konsep Chromes merupakan sebuah langkah pembaruan. Berbeda dengan pameran tahun-tahun sebelumnya yang lebih dekat dengan tema lokal atau budaya, Chromes memberi ruang yang lebih luas bagi pameris untuk menyampaikan gagasan personal lewat karya.

“Kenapa kami memilih tema Chromes karena kami ingin teman-teman SPOT sendiri memberikan pameran volume ke-7 ini warna yang baru karena yang tahun-tahun sebelumnya ada yang terkait Kota Tasikmalaya, atau masyarakat kampung adat seperti Kampung Naga,” kata Rifah.

Menurutnya, melalui tema ini peserta didorong untuk menghadirkan karya berdasarkan pengalaman visual yang dekat dengan keseharian. Setiap karya dibangun dari sudut pandang individual, sehingga pameran kali ini menawarkan ragam perspektif yang lebih beragam.

“Jadi kami ingin mengeksplorasi bagaimana teman-teman mengeksplor karyanya dari menggambarkan keseharian mereka. Jadi perspektifnya ada yang lebih ke individunya, jadi tergantung perspektif masing-masing,” ujarnya.

Sebanyak 28 karya dipilih setelah melalui proses kurasi oleh dua fotografer profesional, Ruki Naraya dan Kamaya. Proses penyeleksian dilakukan secara daring, mulai dari penilaian karya hingga presentasi konsep oleh calon pameris. “Untuk proses kurasinya dilakukan secara online karena memang mereka berdua dari luar kota. Sama mereka diseleksi satu per satu karena kita mengirimkannya foto dan deskripsi,” ucap Rifah.

0 Komentar