Viral Warga Ngamuk ke RW karena Tak Kebagian Bansos, Begini Penjelasan Camat Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya

ngamuk tak kebagian bansos
Seorang warga mengamuk gara-gara tak lagi kebagian bansos. Foto kanan: Camat Tanjungjaya, Rahmat ZM
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebuah rekaman video yang menampilkan seorang warga Desa Cilolohan, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, tengah memarahi ketua RT karena tidak lagi mendapatkan bantuan sosial (bansos) ramai beredar di media sosial.

Dalam cuplikan tersebut, warga itu mempertanyakan alasan dirinya tidak menerima Bantuan Langsung Tunai, sementara sebagian warga lainnya masih mendapatkan bantuan serupa.

Camat Tanjungjaya, Rahmat ZM, membenarkan peristiwa dalam video tersebut dan menyampaikan bahwa pihak kecamatan sudah menerima laporan mengenai kejadian itu.

Baca Juga:Drama Persidangan Endang Juta: Ketika Majelis Hakim Mencecar Saksi, Mencari Aktivitas Tambang Pasir!RS Islam Hj Siti Muniroh Kota Tasikmalaya Rayakan Milad ke-31

Rahmat menjelaskan bahwa secara prosedur, kecamatan tidak memiliki wewenang untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima bansos. Pendataan serta pemanggilan warga sepenuhnya ditangani pihak Pos.

“Setiap penerima bantuan mendapatkan undangan secara langsung dari Pos. Jadi kami tidak tahu secara spesifik siapa saja yang terdaftar,” jelas Rahmat.

Ia menuturkan bahwa setelah video itu viral pada Selasa, 25 November 2025, pihak kecamatan langsung berkoordinasi dengan pendamping untuk memverifikasi ulang data warga yang memprotes tersebut. Dari pengecekan lapangan, kondisi ekonomi warga itu dinilai sudah berada pada kategori mampu.

“Setelah diperiksa, warga itu masuk ke desil 6. Artinya tidak memenuhi syarat untuk menerima bansos. Itu hasil verifikasi teman-teman pendamping di lapangan,” tegasnya.

Rahmat menambahkan bahwa persoalan tersebut kini telah diselesaikan di tingkat desa. Warga yang bersangkutan sudah diberi penjelasan mengenai status kelayakan bantuan, termasuk penjelasan mengenai data desil dan ketentuan teknis lainnya.

“Alhamdulillah masalahnya sudah diselesaikan. Warga juga sudah memahami hasil pengecekan tersebut,” ujarnya.

Menurut Rahmat, masalah ini bukan hanya soal layak atau tidaknya seseorang menerima bantuan, tetapi juga dipengaruhi miskomunikasi. Warga tersebut mengira dirinya dihapus dari daftar penerima karena tidak menerima undangan. (Ujang Nandar)

0 Komentar