Tim Serie A Kecanduan Formasi 3-5-2: Italia Tak Lagi Lahirkan pemain Seperti Totti dan Baggio

Ilustrasi Francesco Totti Mengejek Igor Tudor
Ilustrasi Francesco Totti Mengejek Igor Tudor
0 Komentar

Lini tengah yang padat tidak serta-merta memberi dominasi, justru sering terlihat lamban dan statis.

Gelandang kreatif yang membutuhkan ruang dan kebebasan akhirnya “tenggelam” dalam sistem yang lebih mementingkan kehati-hatian ketimbang eksplorasi.

Dampaknya terlihat jelas pada regenerasi pemain Italia. Posisi winger sejati, gelandang serang, hingga full-back ofensif semakin langka.

Baca Juga:Sihir Gasperini yang Bawa AS Roma ke Puncak Klasemen: Sulap Pemain Buangan Jadi AndalanPesan Terakhir Legenda Manchester United yang Tak Bisa Hidup Tanpa Wanita: “Jangan Mati Seperti Saya"

Tim nasional Italia pun ikut merasakannya; kurangnya pemain dengan imajinasi membuat Azzurri kerap kesulitan menghadapi tim dengan intensitas dan kreativitas tinggi.

Padahal, sepanjang dekade 1990-an hingga 2010-an, Italia dikenal sebagai pabrik talenta kreatif di berbagai posisi.

Di posisi winger atau wide forward, Italia melahirkan pemain-pemain seperti Roberto Donadoni, Franco Cerci, Stefano Fiore, hingga Antonio Di Natale, yang bermain melebar dan memberi variasi permainan.

Untuk full-back agresif, Italia pernah memiliki nama-nama besar seperti Paolo Maldini, Gianluca Zambrotta, Christian Panucci, Antonio Cabrini, hingga Massimo Oddo.

Mereka adalah bek sayap komplet yang mampu menyerang dan bertahan dengan kualitas teknik mumpuni.

Sementara itu, lini tengah Italia pernah dipenuhi maestro kreatif seperti Roberto Baggio, Francesco Totti, Alessandro Del Piero, Andrea Pirlo, Daniele De Rossi, hingga Giacomo Bonaventura di era modern.

Mereka adalah pemain dengan visi, kemampuan manipulasi ruang, dan kreativitas murni yang kini semakin jarang terlihat di Serie A dan justru tipe-tipe pemain ini yang paling “dipenjara” oleh 3-5-2.Fenomena ini menciptakan lingkaran setan. Klub mengandalkan 3-5-2 karena merasa tidak memiliki pemain kreatif.

Baca Juga:Bartesaghi Buat Penggemar AC Milan Tak Lagi Rindukan Theo HernandezJurnalis Italia Kesal Manajemen AC Milan Ingkar Janji ke Maignan: Kita Akan Kehilangan Kiper Terbaik di Dunia

Namun justru karena terus memakai 3-5-2, perkembangan pemain kreatif menjadi terhambat sejak level akademi.

Ketika fungsi lebih diutamakan daripada bakat, Italia kehilangan identitas sepakbolanya sendiri: piawai melahirkan pemain cerdas, teknis, dan penuh variasi taktis.

Dalam konteks modern yang menuntut fleksibilitas, manipulasi ruang, dan kreativitas dari segala lini, ketergantungan Serie A pada 3-5-2 tampaknya menjadi hambatan serius bagi pertumbuhan pemain muda Italia.

Jika perubahan tidak segera dilakukan, Italia berisiko semakin tertinggal dari negara lain yang berani berevolusi, baik dalam taktik maupun pengembangan talenta di masa depan.

0 Komentar