Kabupaten Tasikmalaya Jadi Daerah yang Rawan Bencana, Pelatihan Kebencanaan Jadi Upaya Pengurangan Risiko

Kabupaten Tasikmalaya Rawan Bencana
Relawan bencana di Desa Nagrog, Kecamatan Cipatujah, mengikuti pelatihan siaga bencana yang digelar Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (25/11/2025). (Istimewa For Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Kabupaten Tasikmalaya termasuk salah satu daerah paling rawan bencana di Indonesia. Di Jawa Barat, wilayah ini juga berada pada tiga besar kategori rawan bencana, berbagai potensi bencana ada.

Kecamatan Cipatujah menjadi salah satu titik kerawanan tertinggi karena berbatasan langsung dengan laut yang berpotensi tsunami. Selain itu, wilayah ini juga kerap menghadapi banjir, longsor, dan pergerakan tanah.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, Pemerintah Desa Nagrog bersama FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya menggelar pelatihan bagi masyarakat dan relawan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Desa Nagrog, Kecamatan Cipatujah.

Baca Juga:Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Salurkan 2.500 kWh Listrik Gratis untuk Warga Kurang Mampu di TasikmalayaAnggota DPRD Jabar Arip Rachman Lakukan Pengawasan Pemerintahan dengan Temu Warga: Pajak Kembali untuk Rakyat

Program ini diarahkan untuk memperkuat kemampuan relawan sekaligus membangun kesadaran warga menghadapi potensi bencana.

Wakil Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Ayatullah Romdoni, menegaskan bahwa pemilihan Cipatujah sebagai lokasi pelatihan didasarkan pada tingginya risiko bencana.

“Kan di Cipatujah ini bencana itu bisa terjadi tsunami, tetapi ada beberapa desa di Kecamatan Cipatujah ini rawan longsor dan banjir karena berada di daerah pegunungan tebing dan juga dilintasi aliran sungai besar,” kata Ayat.

Ia menambahkan, Desa Nagrog merupakan salah satu wilayah rawan longsor karena banyak tebing dan bukit labil yang didominasi bebatuan.

“Untuk kejadian longsor di wilayah kabupaten memang sering terjadi jika cuaca hujan intensitas tinggi. Termasuk banjir juga bisa dipicu aliran sungai meluap di wilayah Cipatujah,” jelas dia.

Melalui pelatihan ini, kata Ayat, masyarakat diharapkan lebih siap dan terlatih saat menghadapi situasi bencana maupun penanganan pascabencana. (dik)

0 Komentar