TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Informasi dugaan pencemaran akibat aktivitas tambang pasir di kaki Gunung Galunggung kembali mencuat.
Beredar informasi terjadinya kerusakan kualitas air hingga luapan lumpur yang berdampak pada lahan pertanian dan kolam ikan warga, sebagai dampak dari penambangan pasir di Galunggung.
Informasi yang diterima radartasik.id menyebut dampak itu terjadi di Desa Mekarjaya, Kecamatan Padakembang, sebagai titik dengan aktivitas tambang terbesar. Kegiatan alat berat dan pencucian pasir diduga mencemari aliran air di wilayah tersebut.
Baca Juga:Membaca dari Jauh Perasaan Batin Wali Kota Tasikmalaya!Drama Persidangan Endang Juta: Ketika Majelis Hakim Mencecar Saksi, Mencari Aktivitas Tambang Pasir!
Di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, terutama Kampung Cihaseum dan Kampung Batubuluh, beberapa laporan menyebut rumah, sawah, dan kolam ikan warga terendam atau tercemar saat terjadi luapan lumpur atau tanggul jebol beberapa waktu lalu.
Desa Sinagar di kecamatan yang sama juga dikabarkan mengalami perubahan kualitas air, yang dirasakan warga.
Kondisi serupa disebut terjadi di sepanjang Sungai Cibanjaran dan Sungai Cikunir, melintasi Desa Gunungsari, Rancapaku, dan Kecamatan Sukarame.
Aliran sungai yang membawa lumpur dan limbah pencucian pasir diduga mengubah kualitas air irigasi hingga merugikan kolam ikan warga.
Dampak yang terjadi antara lain: air irigasi dan kolam menjadi keruh, produktivitas ikan menurun, bulir padi hampa, hingga banjir lumpur saat tanggul penampungan jebol.
Informasi tersebut ditanggapi sejumlah instansi yang melakukan pengawasan terhadap aktivitas tambang pasir Galunggung.
Kasat Pol PP Kabupaten Tasikmalaya, Roni AKS, menyatakan informasi yang beredar belum dapat dipastikan kebenarannya.
Baca Juga:RS Islam Hj Siti Muniroh Kota Tasikmalaya Rayakan Milad ke-31Sidang Keempat Kasus Endang Juta: Saksi Sebut Tumpukan Pasir Berada di Luar Lahan Berizin
“Berita dan informasi ini belum sepenuhnya benar. Jadi harus di kroscek dengan dinas ESDM provinsi dan inspektur tambang kementerian ESDM,” ungkap Roni.
Ia menambahkan pengecekan juga perlu dilakukan bersama Dinas LH Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Tasikmalaya, Dinas Pertanian Perikanan, Dinas Sumber Daya Air Provinsi, serta UPT Ciwulan-Cilaki.
“Harus di cek dulu uji kelola lingkungan dan uji pantauan lingkungan dari ESDM provinsi,” tambahnya.
Menurut Roni, hasil konfirmasi dengan pemerintah desa menunjukkan kondisi saat ini relatif aman.
“Jadi kejadiannya sudah lama terjadi, kalau sekarang Sungai Cibanjaran sedang dilakukan normalisasi pengerukan di Desa Linggajati dan Sinagar, informasi dari pemerintah desa setempat,” ujarnya.
