RADARTASIK.ID – Empat bulan sejak resmi mengaspal di Indonesia, BYD Atto 1 masih menjadi primadona baru di segmen mobil listrik murah.
Alih-alih mengalami penurunan minat seperti model kendaraan lain yang biasanya meredup setelah fase hype, Atto 1 justru mencatatkan penjualan menakjubkan lebih dari 9.000 unit hingga Oktober 2025.
Angka ini membuktikan bahwa demam Atto 1 belum turun, bahkan justru semakin naik.
Baca Juga:Changan Lumin, Mobil Listrik Mungil Rp178 Juta, Ini Spesifikasi Lengkapnya!Remake Film Jepang, Ini Jadwal Tayang Film Korea Terbaru Choo Young Woo dan Shin Sia
Menariknya, lonjakan permintaan terjadi di saat harga varian terendahnya naik dari Rp195 juta menjadi Rp199 juta.
BYD Motor Indonesia mengakui bahwa grafik permintaan Atto 1 terus menunjukkan tren positif.
Head of Marketing PR and Government Relation BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan, menyebutkan bahwa permintaan stabil bahkan cenderung meningkat dari bulan ke bulan.
Situasi ini membuat manajemen harus menyusun strategi khusus, terutama dalam hal distribusi.
Tanpa pengaturan yang tepat, masa inden dapat memanjang dan membuat konsumen tidak sabar menunggu.
Pada fase awal peluncurannya, banyak konsumen membeli Atto 1 karena harga yang terjangkau serta desainnya yang modern.
Namun kini, terjadi pergeseran pola pembelian. Gelombang kedua muncul bukan karena sekadar hype, melainkan karena pengaruh bukti nyata di jalanan.
Baca Juga:Rating Drakor Senin-Selasa Naik, Nice to Not Meet You dan Heroes Next Door Catat Rekor BaruBae Hyeon Seong Diprediksi akan Bintangi Film Thriller Terbaru Karya Sutradara Train to Busan
Semakin banyak Atto 1 terlihat melintas di ibu kota, semakin besar pula keyakinan calon pembeli.
Fenomena ini sangat khas bagi konsumen Indonesia, yaitu mereka cenderung merasa yakin membeli kendaraan tertentu ketika semakin sering melihatnya digunakan orang lain.
Inilah yang membuat Atto 1 menjadi “iklan berjalan” yang sangat efektif, tanpa perlu pemasaran tambahan, kehadirannya di jalan sudah cukup menciptakan dorongan psikologis bagi calon pembeli lain.
Meski penjualannya meroket, bukan berarti Atto 1 bebas dari tantangan. BYD harus mengoreksi harga varian Dynamic, yang kini naik Rp4 juta dari harga awal peluncuran.
Penyebab utama kenaikan harga ini adalah faktor eksternal, terutama fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, mengingat Atto 1 masih berstatus CBU (Completely Built Up).
Model entry-level seperti ini memang sangat sensitif terhadap perubahan harga karena target pasarnya berada di segmen yang price-sensitive.
