Jadikan HGN sebagai Momen False Celebration, Yayasan Nurul Arifin Tasikmalaya Gelar Refleksi Hari Guru 2025

HARI GURU
Yayasan Nurul Arifin menggelar kegiatan Refleksi Hari Guru Nasional 2025 di Ruang Rapat MTs Yappena, Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (24/11/2025).
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Hari Guru Nasional (HGN) diperingati setiap 25 November sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan dan dedikasi guru di Indonesia.

Insan pendidikan menyambut antusias momen HGN ini, salah satunya Yayasan Nurul Arifin yang menaungi lembaga PAUD Kober, Raudhatul Athfal, Madrasah Tsanawiyah Yappena, dan Madrasah Aliyah Nurul Arifin. Lembaga pendidikan tersebut menggelar kegiatan Refleksi Hari Guru Nasional 2025.

Acara berlangsung pada Senin, 24 November 2025 di Ruang Rapat MTs Yappena, Kampung Babakanmuncang, Desa Pasirsalama, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga:Dosen UBK Tasikmalaya Tingkatkan Gizi Balita Melalui "One Day One Egg" dengan Pendekatan Love LanguageCordela Suites Cianjur Diluncurkan, Hotel Bintang Empat Pertama di Cianjur, Hadirkan Standar Baru Hospitality

Kegiatan dimulai dengan doa bersama yang dipimpin langsung Ketua Yayasan, Kyai Asep Ruslayani SSy. Suasana hening dan khidmat mengawali rangkaian refleksi sebagai bentuk syukur dan harapan bagi dunia pendidikan di lingkungan Yayasan Nurul Arifin.

Sesi berikutnya adalah pemaparan selayang pandang mengenai HGN yang disampaikan Kepala MA Nurul Arifin, M Sukri Ruslan. Dalam penyampaiannya, Sukri menegaskan bahwa beban guru semakin hari semakin kompleks.

“Hari ini guru dituntut baik dalam tutur kata, tata krama, gaya busana, dan segala hal yang berkaitan dengan adab dan intelegensia. Namun di sisi lain, pemerintah belum sepenuhnya serius memberikan kesejahteraan bagi guru, terutama guru honorer dan guru madrasah,” ujar M Sukri Ruslan.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa para guru harus tetap teguh membangun generasi demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Acara inti kemudian memasuki sesi False Celebration yang dipandu oleh Amanda Aini, Kepala PAUD Nurul Arifin. Amanda mengajak seluruh guru menjadikan momentum HGN sebagai ruang refleksi diri, bukan sekadar seremoni tahunan.

Amanda menjelaskan bahwa False Celebration bukanlah perayaan atas kegagalan ataupun bentuk kejumawaan, tetapi metafora filosofis yang menggambarkan dinamika ekspektasi, ketidakpastian, dan penerimaan terhadap realitas yang tidak selalu sesuai harapan.

“Guru setiap hari berhadapan dengan ekspektasi yang besar, sementara realita kadang tak sejalan dengan apa yang diinginkan. Melalui konsep False Celebration, kita diajak untuk lebih sehat secara mental dalam menerima dan menyikapi kenyataan,” ujarnya.

Baca Juga:Beli Kulkas Sharp, Pulang Membawa Mobil, Warga Ciamis Raih Hadiah Utama Program SLD Omotenashi 2025 Deteksi Dini Masalah Kesehatan Mental di Masyarakat, Dosen UBK Tasikmalaya Berdayakan Kader Kesehatan

Kegiatan refleksi ini ditutup dengan harapan bahwa para guru dapat terus bergerak dengan hati yang lebih lapang, pikiran yang lebih jernih, serta semangat yang tetap menyala untuk mendidik generasi penerus bangsa.

0 Komentar