RADARTASIK.ID – Ketika AS Roma melaju sendirian di puncak klasemen Serie A, bayang-bayang sindiran Gian Piero Gasperini kembali menghantam Juventus.
Cerita lama tentang panggilan telepon, penolakan halus, dan peluang yang hilang kini terasa semakin relevan, terlebih melihat kontras tajam antara performa Roma dan Juventus di awal musim ini.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa keterpurukan Juventus tak serta-merta bisa disematkan pada satu individu.
Masalah Bianconeri jauh lebih dalam dan telah berakar selama bertahun-tahun.
Baca Juga:Lawan Terberat Juventus di Kandang Bodo/Glimt: Suhu di Bawah Nol, Rumput Sintetis dan Mantan Pemain AC MilanKomentar Chivu Usai Kalah dalam Derby della Madonnina: “Sepakbola Terkadang Kejam”
Sejak 2020, klub mengalami rangkaian kegagalan kampanye transfer, keputusan teknis yang tidak sinkron, hingga pergantian pelatih tanpa arah yang jelas.
Igor Tudor dan kemudian Luciano Spalletti menjadi dua nama terakhir dalam daftar panjang mereka yang mencoba mengendalikan kapal besar yang mulai kehilangan arah.
Situasinya semakin janggal ketika tanda-tanda kemajuan minim meski pelatih silih berganti.
Bahkan pelatih baru pun, seperti pendahulunya, cenderung menolak pemain-pemain yang direkrut sejak musim panas.
Keputusan yang salah dan kegagalan beradaptasi membuat Juventus kini terperosok hingga posisi keenam liga, tertinggal tujuh poin dari AS Roma.
Namun di balik semua kekacauan itu, ada satu nama yang kini kembali ramai dibicarakan: Gian Piero Gasperini.
Gasperini hari ini berdiri anggun di puncak klasemen bersama Roma, sebuah pemandangan yang kontras dengan Juventus versi Comolli-Tudor-Spalletti yang berkutat di zona Liga Konferensi.
Baca Juga:Walter Zenga Sarankan Inter Gantikan Sommer dengan Kiper Cagliari: “Dia Siap untuk Tim Besar”Bergomi Yakin Mental Inter Tak Akan Jatuh Meski Kalah dalam Derby Milan
Ironisnya, Gasperini bukanlah nama asing bagi Juventus. Ia memulai karier kepelatihan di akademi muda Bianconeri, bekerja di sana hampir satu dekade sebelum kemudian merintis reputasi besar bersama Atalanta.
Musim panas lalu, seperti diungkap jurnalis Sandro Sabatini, sebuah percakapan telepon dikabarkan terjadi antara Director of Football Juventus, Damien Comolli, dan Gasperini.
Isi percakapanya dikabarnya seperti ini.
Comolli: “Tuan Gasperini, jelaskan mengapa saya harus memilih Anda sebagai pelatih Juventus. Yakinkan saya.”
Gasperini: “Anda yang menelepon saya.”
Meski percakapan itu tak pernah dikonfirmasi Juventus. Namun Gasperini tidak membantah bahwa Juve menghubunginya.
Justru ia memberi penjelasan singkat yang kini terasa seperti tamparan halus: “Juventus memang menghubungi saya. Tapi saya merasa Roma adalah jalan yang tepat.”
