GARUT, RADARTASIK.ID – Kebijakan larangan study tour yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terus memunculkan reaksi dari berbagai daerah.
Sejumlah kepala daerah seperti Wali Kota Bandung, Wali Kota Cirebon, dan Bupati Bandung menyampaikan ketidaksetujuannya. Di Kabupaten Garut, Bupati Abdusy Syakur Amin menegaskan pihaknya tidak menerapkan larangan serupa.
“Kita tidak melakukan (pelarangan) secara khusus, saya pikir orang-orang yang di SMA terutama itu mereka paham jadi tidak perlu penegasan khusus,” ucapnya, Jumat (21/11/2025).
Baca Juga:Pemkot Tasikmalaya Lagi Bokek, Berharap Langit Cerah Sampai Akhir Tahun!Jelang Peringatan Hari Guru 2025, Ketua PGRI Kota Tasikmalaya: Ajang Refleksi Para Pendidik!
Ia menyerahkan pelaksanaan study tour kepada sekolah dan menjadikannya catatan apakah pihak sekolah memahami aturan atau tidak. Menurutnya, kebijakan tidak selalu harus dikeluarkan melalui instruksi.
“Sekarang jamannya tidak selalu diinstruksikan,” tambahnya.
Syakur menilai larangan tidak diperlukan selama kegiatan tidak memberatkan orang tua.
“Kalau dilaksanakan contohnya yang dilaksanakan adalah (oleh) orang tua tidak membebani masyarakat dan ada unsur saling membantu menurut saya tidak masalah,” katanya.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut juga menyoroti dampak kebijakan ini. Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Aam Pathulloh, mengatakan pihaknya menghormati keputusan provinsi dengan pertimbangan keselamatan pelajar.
“Keselamatan pelajar adalah prioritas bersama, dan kami mendukung penuh upaya pemerintah provinsi dalam menciptakan kegiatan pendidikan yang lebih aman dan terarah,” ucapnya.
Ia menyebut sektor wisata edukatif di Garut mengalami penurunan kunjungan.
“Sektor wisata edukatif di Garut seperti museum, situs sejarah, dan destinasi wisata alam yang ramah pelajar mengalami penurunan jumlah kunjungan,” katanya.
Hingga kini Disparbud Garut belum menghitung secara spesifik jumlah kunjungan pelajar karena data masih menyatu dengan wisatawan umum. Namun, Aam memahami ada potensi penurunan.
Baca Juga:Gerak Cepat Bupati Tersendat Mesin Birokrasi, Diaspora Minta PembenahanDesa Tak Perlu Lagi Urus Infrastruktur, Pembangunan Jalan Desa di Jabar Bakal Diambil Alih Provinsi
“Kami memahami bahwa segmen wisata pelajar terutama yang datang dalam rangka study tour memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Kami menduga ada potensi penurunan pada segmen tersebut sebagai dampak dari kebijakan larangan study tour yang diberlakukan di tingkat provinsi,” ujarnya.
Dampak kebijakan ini juga dirasakan jasa tour and travel. Ketua Ikatan Travel Agent Garut (ITGA), Hendra Alamsyah, mengatakan larangan study tour sangat memukul pelaku usaha pariwisata.
