Rp 700 Miliar Tak Lagi Berputar di Priangan Timur, Imbas Pelarangan Study Tour

larangan study tour di jawa barat
Aquarium Indonesia di Kabupaten Pangandaran (Deni Nurdiansah/radartasik.id)
0 Komentar

Pengunjung pun umumnya berasal dari jenjang SD dan Kelompok Bermain.

“Tujuan datang kemari memang untuk edukasi atau belajar bahari (dunia kelautan, red),” jelasnya.

Noviandry mengakui larangan study tour berdampak pada pendapatan.

“Sedikit banyak ada pengaruhnya, walaupun kebanyakan yang berkunjung ke sini dari wisatawan umum, ya walaupun sebenarnya target kita itu sekolah,” terangnya.

Ia menyebutkan rombongan sekolah biasanya mendapat diskon tiket masuk. Ia berharap publikasi kunjungan siswa yang tetap dilakukan bisa menjadi pertimbangan sekolah lain.

Baca Juga:Pemkot Tasikmalaya Lagi Bokek, Berharap Langit Cerah Sampai Akhir Tahun!Jelang Peringatan Hari Guru 2025, Ketua PGRI Kota Tasikmalaya: Ajang Refleksi Para Pendidik!

“Sekarang kita susah untuk mendapat anak sekolah, mudah-mudahan dengan seringnya kita upload kunjungan dari para siswa, bisa jadi pertimbangan,” ucapnya.

Para siswa yang datang biasanya mendapat fasilitas free guide untuk mengenal koleksi biota laut di Aquarium Indonesia. Saat ini ratusan biota laut dipamerkan, dengan jendela akuarium utama sepanjang 33 meter.

Dampak larangan tersebut juga dirasakan Perpustakaan Daerah Pangandaran. Sekretaris DPRD Pangandaran, Dodi Djubardi, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, mengatakan kunjungan siswa dulunya cukup rutin.

“Biasanya beberapa bus terparkir di perpus, rata-rata SMA dari Bandung,” jelasnya.

Okupansi Hotel Turun

Ketua PHRI Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyawan, menambahkan larangan study tour turut memengaruhi hunian hotel dan restoran, meski tidak signifikan.

“Akan tetapi tidak terlalu signifikan, karena Pangandaran merupakan tujuan utama wisata umum, bukan edukasi,” tegasnya.

Ia menilai destinasi study tour lebih banyak mengarah ke Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung yang memiliki banyak objek wisata edukasi.

Baca Juga:Gerak Cepat Bupati Tersendat Mesin Birokrasi, Diaspora Minta PembenahanDesa Tak Perlu Lagi Urus Infrastruktur, Pembangunan Jalan Desa di Jabar Bakal Diambil Alih Provinsi

“Di sana banyak objek wisata edukasi, kalau di kita bisa dihitung oleh jari,” katanya.

Hal senada diungkap Ketua Ketua PHRI Tasikmalaya, Hj Susi Susanti SE ME. Menurtnya kunjungan siswa melalui kegiatan study tour selama ini menjadi salah satu sumber pendapatan utama sektor perhotelan dan pariwisata di daerah.

Karena itu, larangan study tour dinilai berpotensi menekan okupansi hotel serta pendapatan pelaku usaha lokal, termasuk restoran dan pengelola wisata.

Menurutnya, dampak kebijakan tersebut mulai terlihat dari menurunnya tingkat hunian hotel karena berkurangnya rombongan sekolah yang menginap. Restoran yang biasa melayani paket makan bagi siswa juga mengalami penurunan pendapatan. Ia menilai pembatasan study tour dapat memengaruhi perekonomian daerah karena sektor pariwisata memiliki kontribusi penting terhadap pendapatan lokal.

0 Komentar