Dalam strategi pemasaran, sekitar 40% produk dijual sebelum masa panen melalui kerja sama dengan vendor dan toko buah.
Sisa hasil panen dipasarkan langsung kepada end-user untuk menjaga hubungan baik dengan konsumen.
Bagi Adi, kualitas premium bukan berarti harus mahal.
Selain pertanian, Girli Farm juga mulai fokus pada pengembangan peternakan ayam petelur.
Baca Juga:Harga Emas Turun Lagi Hari Ini! Apa yang Sebenarnya Terjadi? Simak Selengkapnya!Realme GT8 Pro Debut di India! Bawa Kamera Modular dan Mesin Snapdragon Paling Galak
Markas besar peternakan berada di Kecamatan Todanan, sementara lokasi saat ini menjadi salah satu plasma kemitraan.
Fokus tersebut dipilih berdasarkan kajian sosial ekonomi masyarakat, terutama terkait isu stunting dan rendahnya konsumsi protein.
Ketika pulang dari Korea, Adi sering mengajar anak-anak SD dan melihat kemampuan matematika serta kondisi gizi mereka yang memprihatinkan.
Dari situlah muncul tekad untuk membantu pemenuhan protein masyarakat melalui telur.
Telur merupakan sumber protein sederhana, mudah disimpan, mudah dikonsumsi, dan mudah diterima masyarakat.
Saat ini populasi ayam Girli Farm mencapai 1.500 ekor yang sudah berproduksi dan 2.000 ekor yang dalam proses menuju kandang layer.
Total populasi ditargetkan mencapai 11.000–15.000 ekor pada Desember 2025.
Konsep yang dikembangkan Adi adalah menyederhanakan gagasan Pak Prabowo Subianto tentang ketahanan pangan nasional menjadi ketahanan pangan keluarga.
Mereka memberikan 10 ekor ayam kepada 10 keluarga sebagai uji coba.
Baca Juga:Bongkar Jeroan Tablet 2 Jutaan! Infinix Xpad 20 Pro Banyak diincar Karena Punya Spek dan Fitur Ini, Yuk Intip!Petani Untung Besar! Media Tanpa Tanah Bisa Bikin Panen Lebih Cepat, Ternyata Ini Rahasianya!
Hasil yang diperoleh menunjukkan 7–9 telur per hari sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi satu keluarga.
Namun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, Girli Farm merumuskan skala ideal 100 ekor ayam.
Produksi harian 90 telur atau 5–5,6 kg dapat menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp1,5 juta per bulan.
Dengan waktu kerja hanya 40 menit pagi dan 40 menit sore, aktivitas lain tetap dapat dilakukan.
Skala rumah tangga difokuskan untuk keluarga, sementara skala besar diarahkan untuk BUMDes.
Blora sebagai produsen jagung terbesar kedua nasional memungkinkan biaya pakan ditekan melalui hilirisasi jagung.
Adi juga berpesan kepada para pemuda agar tidak pernah malu bekerja di sektor pertanian dan peternakan.
Ia menegaskan bahwa hal-hal yang terlihat kotor bukan berarti tidak baik, karena justru menyimpan potensi besar untuk dikembangkan.
Perjalanan Adi dari pertanian hingga merambah peternakanJudul menjadi bukti bahwa sektor ini sangat layak digarap oleh anak muda Indonesia.
