RADARTASIK.ID – Tidak banyak yang menyangka bahwa pertanian modern berbasis desa kini mampu menyaingi bisnis kota dan menjadi tumpuan ekonomi baru bagi anak muda daerah.
Dilansir dari kanal Kementerian Pertanian RI, Adi Latif, owner Girli Farm Indonesia yang berlokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, merupakan sosok muda yang meniti karier pertanian dari nol.
Latar belakang Adi sebenarnya jauh dari dunia pertanian meskipun ia dibesarkan di keluarga petani.
Baca Juga:Harga Emas Turun Lagi Hari Ini! Apa yang Sebenarnya Terjadi? Simak Selengkapnya!Realme GT8 Pro Debut di India! Bawa Kamera Modular dan Mesin Snapdragon Paling Galak
Sejak kecil dirinya tidak pernah diberi kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas pertanian.
Ia menempuh pendidikan di SMK Otomotif dan kemudian bekerja di Korea Selatan untuk mengumpulkan modal usaha.
Modal tersebut menjadi langkah awal bagi Adi untuk kembali ke desa dan membangun bisnis pertanian yang kini berfokus pada budidaya melon premium Blora.
Setelah lulus pada tahun 2022, Adi memberanikan diri kembali ke desa pada 2023 dan memulai usaha tersebut.
Alasan Adi terjun ke sektor pertanian cukup unik, karena hasil kajian desa menunjukkan dua sektor paling relevan untuk dikembangkan, yaitu pertanian dan peternakan.
Blora memiliki 50,01% wilayah berupa kawasan hutan yang menyimpan potensi besar bagi pengembangan ekonomi daerah.
Indonesia sebagai negara agraris juga menawarkan peluang luas bagi siapa saja yang ingin menekuni sektor pertanian atau peternakan.
Baca Juga:Bongkar Jeroan Tablet 2 Jutaan! Infinix Xpad 20 Pro Banyak diincar Karena Punya Spek dan Fitur Ini, Yuk Intip!Petani Untung Besar! Media Tanpa Tanah Bisa Bikin Panen Lebih Cepat, Ternyata Ini Rahasianya!
Di Girli Farm, Adi dan tim menanam melon premium dengan sistem semi organik.
Pada awalnya mereka menggunakan sistem fertigasi dan irigasi tetes dengan media cocopit.
Namun kualitas air baku yang memiliki kadar TDS tinggi membuat sistem hidroponik penuh tidak dapat diterapkan secara optimal.
Karena itu mereka beralih menggunakan metode semi organik agar produksi tetap stabil.
Girli Farm menanam minimal tiga jenis melon karena usaha tersebut juga berperan sebagai agrowisata.
Keberadaan Girli Farm ingin membuktikan bahwa desa memiliki potensi besar jika dikelola secara modern dan terencana.
Dengan luas lahan hanya 1.000 m², farm tersebut mampu menghasilkan arus kas sekitar Rp15 juta hingga Rp25 juta per periode.
Girli Farm juga menyediakan beragam varietas melon agar pengunjung dapat menikmati pengalaman yang lebih variatif.
