Komentar Chivu Usai Kalah dalam Derby della Madonnina: “Sepakbola Terkadang Kejam”

Cristian Chivu
Cristian Chivu Foto: Tangkapan layar Instagram@inter
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Inter Milan harus menelan pil pahit dalam Derby della Madonnina melawan AC Milan edisi terbaru.

Kekalahan 1-0 dari AC Milan di San Siro, membuat Nerazzurri kehilangan puncak klasemen dan meninggalkan lapangan dengan rasa frustrasi.

Pelatih Cristian Chivu, yang tampil di hadapan Inter TV setelah pertandingan, tidak menutupi kekecewaannya, namun tetap menegaskan pentingnya belajar dari momen sulit ini.

Chivu langsung menyoroti kegagalan timnya menuntaskan peluang.

Baca Juga:Walter Zenga Sarankan Inter Gantikan Sommer dengan Kiper Cagliari: “Dia Siap untuk Tim Besar”Bergomi Yakin Mental Inter Tak Akan Jatuh Meski Kalah dalam Derby Milan

Inter tampil agresif, mendominasi permainan dalam beberapa fase, tetapi penyelesaian akhir justru menjadi masalah utama.

“Sepakbola adalah tentang gol, bukan peluang. Kami menunjukkan kualitas dan organisasi di lapangan, tetapi kami membuat terlalu banyak kesalahan di depan gawang,” ujar Chivu.

“Kami bermain dengan percaya diri, menciptakan peluang, tetapi gagal mengeksekusi penalti. Pada akhirnya, kami kalah karena sepakbola terkadang bisa sangat kejam.”

Kekalahan ini menjadi pukulan berat, mengingat Inter bermain cukup solid meski secara taktik.

Namun satu momen kelengahan di lini belakang membuka jalan bagi Milan mencetak gol penentu kemenangan.

Chivu mengingatkan bahwa musim masih panjang dan pertandingan seperti ini harus dijadikan pelajaran, bukan sumber demotivasi.

“Ini kekalahan yang menyakitkan, tetapi kejuaraan masih panjang. Kami harus belajar dari kesalahan ini,” tegasnya.

Baca Juga:Real Madrid Minta Maaf Pasang Foto Mantan Pemain AC Milan Saat Mengenang Kematian Diogo JotaAnomali AC Milan: Sulit Hadapi Tim Papan Bawah, Tak Pernah Kalah Lawan Tim Besar

Sang pelatih juga menyinggung aspek mental sebagai salah satu faktor penentu hasil pertandingan.

Menurutnya, Inter sempat kehilangan ketenangan setelah kebobolan lewat Pulisic di awal babak kedua.

“Kami terlalu panik setelah 15 menit pertama. Setelah gol itu, kami mencoba melakukan segalanya untuk kembali ke pertandingan, tetapi kami kurang semangat dan kurang tajam,” jelasnya.

Kegagalan mengonversi penalti oleh Calhanoglu semakin memperburuk situasi mental tim.

Chivu mengakui bahwa Inter harus lebih mampu mengelola momen penting, terutama dalam pertandingan besar.

“Kami harus bisa mengelola momen frustrasi dengan lebih baik. Kami ingin bangkit karena kami merasa pantas mendapatkan lebih, tetapi sepakbola juga soal detail. Anda harus belajar,” ungkapnya.

Meski kecewa, Chivu tetap melihat sisi positif karena jadwal padat memberikan kesempatan cepat untuk bangkit.

0 Komentar