Lanjutnya, berbagai penelitian menunjukkan hubungan erat One Day One Egg dengan peningkatan status gizi balita yang berdampak pada penurunan stunting. Oleh karena itu, edukasi kepada orang tua menjadi sangat penting agar pola makan anak tidak berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang.
“Penyampaian edukasi dilakukan melalui metode penyuluhan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat,” ucapnya.Ia menjelaskan, kegiatan inti pada Pengmas ini berupa pendidikan kesehatan mengenai program One Day One Egg yang dipadukan dengan pendekatan love language. Peserta, yang sebagian besar adalah ibu balita di Cikiara, mengikuti sesi tersebut dengan antusias.
Materi yang disampaikan meliputi: pentingnya konsumsi satu butir telur setiap hari, cara pengolahan telur yang tepat, terutama dengan metode rebus, pola asuh makan melalui konsep love language, strategi menghadapi anak balita yang sulit makan, manfaat telur dalam menunjang pertumbuhan dan kesehatan balita.
Baca Juga:Cordela Suites Cianjur Diluncurkan, Hotel Bintang Empat Pertama di Cianjur, Hadirkan Standar Baru HospitalityBeli Kulkas Sharp, Pulang Membawa Mobil, Warga Ciamis Raih Hadiah Utama Program SLD Omotenashi 2025
Novianti mengatakan bahwa kegiatan ini turut sejalan dengan program Pemerintah Kota Tasikmalaya yang mendorong pemberdayaan KWT dalam budidaya ayam. Tujuannya agar masyarakat dapat mandiri memenuhi kebutuhan gizi balita, terutama melalui konsumsi telur secara rutin.
“Jadi ini turut mendukung progam Ibu Wali Kota Tasikmalaya dengan pemberdayaan KWT yang membudidayakan ayam petelur. Nantinya telur yang dihasilkan bisa dimanfatkan untuk balita sehingga masyarakat bisa mandiri,” pungkasnya. (Lisna Wati)
