Awalnya, prosesnya penuh tantangan karena ia harus begadang memotong, menggoreng, dan membumbui kentang tanpa hasil yang memuaskan.
Hasil produksi awal lembek dan jauh berbeda dari produk sang ibu penjual jamu.
Hana hampir menyerah hingga akhirnya saat tengah malam, dengan bahan tersisa sangat sedikit, ia menemukan teknik yang membuat kentang kering sempurna.
Baca Juga:OnePlus Ace 6 Hadir Makin Brutal: Layar 160Hz, Snapdragon 8 Gen 3, dan Baterai Jumbo Yang Sulit DitandingiUpgradenya Pinter! Samsung Galaxy S25 FE Layar Lebih Jernih, Performa Gaming.Lebih Stabil
Perjalanan panjang itu menjadi fondasi kuat bagi kisah sukses UMKM kering kentang yang kini dikenal luas.
Selain berjualan, Hana juga menjelaskan pentingnya konten harian untuk memperkuat strategi branding UMKM makanan yang ingin tumbuh.
Menurutnya, Jika brand besar saja beriklan setiap hari di televisi dengan biaya besar, maka pelaku UMKM harus mencari cara promosi yang lebih efisien, salah satunya melalui konten.
Konten menjadi alat untuk memperkenalkan nilai dan keunggulan produk secara konsisten.
Dengan modal awal hanya tiga kilogram kentang senilai Rp30.000, Hana kini rutin membagikan tips produksi kentang mustofa renyah bagi para pelaku UMKM pemula yang ingin mengikuti jejaknya.
