Dari Dapur Rumahan ke Brand Populer: Perjalanan Mengangkat Kentang Mustofa Jadi Produk UMKM Yang Melesat

UMKM
Dari Dapur Rumahan ke Brand Populer: Perjalanan Mengangkat Kentang Mustofa Jadi Produk UMKM Yang Melesat. Foto: youtube
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Kisah usaha pengolahan kentang rumahan ini bukan hanya soal camilan renyah, tetapi bukti bahwa peluang besar bisa lahir dari dapur kecil yang dikelola dengan tekad besar.

Dilansir dari kanal Naik Kelas, Hana Suryana Hasri, seorang ibu rumah tangga berusia 36 tahun yang kini dikenal sebagai pemilik produk kering kentang tabur dengan merek Saladin.

Usaha ini bermula ketika pandemi COVID-19 membuat banyak program pendampingan wirausaha bermunculan dan membuka peluang baru bagi masyarakat.

Baca Juga:OnePlus Ace 6 Hadir Makin Brutal: Layar 160Hz, Snapdragon 8 Gen 3, dan Baterai Jumbo Yang Sulit DitandingiUpgradenya Pinter! Samsung Galaxy S25 FE Layar Lebih Jernih, Performa Gaming.Lebih Stabil

Salah satu program yang mengubah arah hidup Hana adalah pelatihan desain dan kemasan produk yang membantu UMKM melakukan rebranding secara menyeluruh.

Saat itu, produk kentangnya belum memiliki identitas yang jelas dan belum menggunakan nama Saladin.

Namun tanpa diduga, usaha yang baru berjalan beberapa bulan tersebut lolos seleksi dan mendapatkan pendampingan penuh dari tim pelatih.

Melalui proses itu, lahirlah nama Saladin yang diambil dari kebiasaan konsumen menjadikan kentang Mustofa sebagai taburan.

Konsep “tabur” tersebut kemudian diperkuat melalui pemilihan kemasan botol yang membuat produk tampak lebih modern dan mudah dikenali.

Langkah kecil ini menjadi titik balik karena kemasan yang menarik terbukti efektif meningkatkan minat pembeli.

Setelah menikah dan mengikuti suami berpindah tugas, Hana memutuskan berhenti bekerja untuk fokus mengurus keluarga, namun rasa ingin tetap produktif membuatnya mencoba berjualan online sebagai reseller.

Baca Juga:Poco F8 Ultra Bakal Rilis Global di Bali, Intip Dulu Fitur Flagship Apa Saja Yang Dibawanya?Dilirik Pasar Internasional, Bambu Jadi Aset Strategis Industri Furnitur Indonesia

Perjalanan ini menjadi awal dari cara memulai bisnis kuliner lokal yang ia jalani secara otodidak tanpa latar belakang pendidikan kuliner.

Bisnis Saladin sendiri lahir dari rasa kesepian setelah Hana berhenti bekerja dan ingin memiliki aktivitas baru yang bermakna.

Saat pandemi membatasi mobilitas, hanya sedikit pedagang yang masih berjualan, salah satunya seorang ibu penjual jamu yang juga menawarkan kentang Mustofa.

Dengan niat membantu, Hana menjualkan produk ibu tersebut kepada teman-temannya dan mendapat respons positif.

Namun masalah muncul karena produk tidak tersedia setiap hari, sehingga kontinuitas penjualan online menjadi sulit.

Hal ini mendorong Hana mencoba memproduksi sendiri meskipun ia belum pernah membuat kentang Mustofa sebelumnya.

0 Komentar