Siswa Belajar Daring Demi Acara Seremoni Guru Terjadi Berulang Kali, Orang Tua di Kota Tasikmalaya Kesal

belajar daring dari rumah
ilustrasi belajar daring: AI
0 Komentar

Rojab juga memastikan pihaknya akan melakukan evaluasi internal serta menyiapkan mekanisme agar kejadian serupa tidak terulang. Khususnya untuk peringatan momentum kegiatan guru berikutnya.

“Kami juga mengapresiasi perhatian dan kepedulian orang tua terhadap kualitas pembelajaran di sekolah,” ungkap dia.

Sebelumnya, Ketua PGRI Kota Tasikmalaya H Cecep Susilawan mengakui bahwa cabang-cabang di tingkat kecamatan melaksanakan kegiatan peringatan hari guru. Termasuk di kegiatan jalan santai guru di Kecamatan Bungursari yang memilih menerapkan pembelajaran daring untuk siswa. “Iya, kami sebelumnya memang sudah dikoordinasikan,” ungkapnya.

Baca Juga:Desa Tak Perlu Lagi Urus Infrastruktur, Pembangunan Jalan Desa di Jabar Bakal Diambil Alih ProvinsiDicari Penengah Ikhlas! untuk Selesaikan "Zona Dingin" Antara Bupati-Sekda Tasikmalaya

Dijelaskan H Cecep, hari guru merupakan momen yang khusus bagi para pendidik sehingga dua tahun sekali selalu diperingati dengan berbagai kegiatan. Soal mengorbankan pembelajaran menjadi daring, menurutnya pengurus PGRI Kecamatan Bungursari punya alasan khusus.

“Salah satunya karena waktu yang sudah mepet, jadi dikejar waktu, dan faktor lainnya karena itu kebijakan masing-masing cabang,” ungkapnya.

Soal munculnya keluhan para orang tua siswa, H Cecep memohon maaf dan pengertiannya. Menurutnya wajar jika para guru ingin ada kemeriahan yang diperingati dengan kegiatan 2 tahun sekali.

“Karena ini momen yang muncul 2 tahun sekali,” terangnya.

Soal langkah yang diambil terhadap polemik ini, pihaknya tidak bisa menyalahkan pengurus PGRI Kecamatan Bungursari. Namun ini akan menjadi catatan perbaikan ke depannya, supaya ada alternatif penyelenggaraan di akhir pekan.

“Ini jadi catatan kami, selanjutnya kita upayakan supaya tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar,” imbuhnya. (Firgiawan)

0 Komentar