TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Polemik belajar daring karena kegiatan jalan santai HUT PGRI atau Hari Guru merupakan akumulasi dari keluhan orang tua dari kasus-kasus serupa sebelumnya.
Pasalnya, hal tersebut bukan pertama kalinya terjadi di mana sekolah menerapkan pembelajaran daring karena hal seremonial.
Momen peringatan hari guru memang terjadi sekali dalam setahun, bahkan untuk kegiatan besar dilaksanakan dua tahun sekali. Namun agenda seremonial dalam satu tahun cukup banyak, dan dampaknya siswa diliburkan atau belajar secara daring.
Baca Juga:Desa Tak Perlu Lagi Urus Infrastruktur, Pembangunan Jalan Desa di Jabar Bakal Diambil Alih ProvinsiDicari Penengah Ikhlas! untuk Selesaikan "Zona Dingin" Antara Bupati-Sekda Tasikmalaya
Seperti diungkapkan seorang wali murid di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Bungursari. Dia mengatakan bahwa “diliburkannya” sekolah bukan hanya saat momen hari guru saja. Sebelumnya beberapa kegiatan juga berdampak pada kegiatan belajar mengajar.
“Mau itu acara pemerintah, acara sekolah, termasuk hari guru, jadi bukan sekali-dua kali saja,” ujarnya pria yang enggan disebut identitasnya.
Orang tua siswa lainnya di salah satu SD negeri juga mengatakan hal yang serupa. Menurutnya jika hanya sesekali dan untuk agenda penting tidak akan dipersoalkan.
“Tapi kalau untuk kegiatan yang seremonial, harusnya bisa digeser ke hari Sabtu atau Minggu,” katanya.
Sejurus dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Tasikmalaya Rojab Riswan mengaku sudah memeriksa ke sekolah. Menurutnya meskipun tidak melakukan tatap muka, proses belajar mengajar tetap berjalan.
“Sebetulnya kita sudah cek bahwa kegiatan pembelajaran berjalan, meski lewat daring ya,” katanya usai rapat di Sekretariat DPRD Kota Tasikmalaya, Kamis (20/11/2025).
Mengenai keluhan dari para orang tua siswa, dia menampung hal tersebut sebagai masukan untuk perbaikan.
Baca Juga:Wali Murid Keluhkan Acara Peringatan Hari Guru di Bungursari Kota TasikmalayaSyarat-Syarat Pengajuan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni di Kota Tasikmalaya
“Adanya keluhan dari para orang tua siswa ini jadi bahan masukan bagi kami untuk dievaluasi ke depan seperti apa,” ujarnya.
Menurut Rojab, komunikasi dengan PGRI juga sudah dilakukan dan Disdik meminta agar setiap agenda organisasi profesi guru dapat mempertimbangkan dampaknya. Khususnya terhadap proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah.
“Kita pun kepada rekan-rekan PGRI sampaikan supaya bisa mempertimbangkan lagi ke depan, agar kegiatan atau event tidak mengganggu KBM,” ujar mantan sekretaris DPRD itu.
