Muhammad Irfansyah Maulana, Santri Ponpes Cipasung Raih Gelar Doktor di Korea Selatan

SIDANG PROMOSI DOKTOR
Muhammad Irfansyah Maulana usai menjalani sidang promosi Doktor di Daegu Gyeongbuk Institute of Science and Technology (DGIST) Korea Selatan, Senin (17/11/2025).
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Muhammad Irfansyah Maulana, alumni Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, berhasil meraih gelar Doktor (PhD) pada usia 26 tahun melalui Sidang Promosi Doktor di Daegu Gyeongbuk Institute of Science and Technology (DGIST), Korea Selatan, Senin (17/11/2025).

Pencapaiannya menambah daftar alumni pesantren yang menempuh pendidikan tinggi di bidang sains dan teknologi di luar negeri.

Irfan, sapaan akrabnya, mengenyam pendidikan di MTs dan SMA Islam Cipasung pada 2010–2016 sebelum melanjutkan studi ke Korea Selatan.

Baca Juga:Internet Ngebut, Jualan Makin Gacor! Pakai Indosat HiFi Air, Toko Sepatu Route in Store Tasikmalaya Naik LevelDosen UMB Tasikmalaya Beri Pelatihan Cerdas Finansial untuk Siswa SMK Al-Afsar Karangnunggal 

Di DGIST, ia mengambil program doktoral Energy Science and Engineering dengan fokus penelitian pada pengembangan material katalis untuk energi baru terbarukan.

Salah satu aspek penelitiannya berkaitan dengan teknologi hydrogen fuel cell, yang dinilai sebagai salah satu opsi energi alternatif untuk sektor transportasi masa depan.

Selama menjalani studi, Irfan aktif mempresentasikan hasil penelitiannya pada beberapa konferensi internasional. Ia tercatat pernah menjadi pemakalah di sejumlah kegiatan ilmiah di Jerman, Denmark, dan Swedia.

Berkat dedikasinya, pada 2024 ia menerima penghargaan Best Researcher DGIST, sebuah penghargaan tahunan yang diberikan kepada enam peneliti pascasarjana dengan kategori kinerja penelitian terbaik.

Tidak hanya terlibat dalam kegiatan akademik, Irfan juga menjalankan aktivitas organisasi di lingkungan diaspora Indonesia. Sejak 2022, ia dipercaya menjadi Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Korea Selatan, yang membawahi berbagai kegiatan sosial dan keagamaan bagi warga Indonesia di negara tersebut.

Rais Aam Pondok Pesantren Cipasung, Furqon Taufiq MPd, menilai capaian Irfan meraih gelar doktor di usia muda menunjukkan bahwa santri Indonesia memiliki peluang yang semakin terbuka untuk menembus pendidikan tinggi berskala internasional.

“Perjalanannya adalah pesan kuat bahwa pendidikan pesantren mampu melahirkan generasi berwawasan global, berakhlak, berilmu, dan memiliki daya saing internasional,” ujarnya kepada Radar, Kamis (20/11/2025).

Baca Juga:Donasi Lebih Tepat, Cepat dan Transparan, Unsil Tasikmalaya Hadirkan Sistem Blockchain Penanganan BencanaWujudkan Balita Sehat, UBK Tasikmalaya Hadirkan Inovasi Pangan “Dimsum Boster”

Menurut Furqon, keberhasilan tersebut juga mencerminkan pentingnya kombinasi karakter, etos belajar dan lingkungan pendidikan yang mendukung.

Ia menegaskan bahwa pesantren tak hanya berfokus pada pendalaman kitab, tetapi juga berupaya menyiapkan generasi yang dapat berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan menjawab kebutuhan zaman. (Fitriah Widayanti)

0 Komentar