TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jumlah siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 41 Tasikmalaya terus menyusut hanya tiga bulan setelah launching. Dari 75 anak yang semula masuk program pendidikan berbasis asrama itu, kini hanya 60 yang bertahan.
Kondisi ini menjadi sorotan saat Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Idit Supriadi Priatna, meninjau sekolah tersebut pada Jumat (21/11), di tengah upaya Kemensos menata program yang masih berada dalam tahap perintisan.
Kunjungan Idit ke sekolah yang berlokasi di Jalan Suaka, Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, itu sekaligus menjadi momen klarifikasi terhadap isu keluarnya sejumlah siswa. Ia menegaskan bahwa tidak ada siswa yang dikeluarkan tanpa alasan jelas.
Baca Juga:Jelang Peringatan Hari Guru 2025, Ketua PGRI Kota Tasikmalaya: Ajang Refleksi Para Pendidik!Gerak Cepat Bupati Tersendat Mesin Birokrasi, Diaspora Minta Pembenahan
“Sampai saat ini belum terlaporkan kepada kami, tetapi di SR ini tidak ada istilah siswa dikeluarkan tanpa persoalan atau tanpa status. Andaikan siswa ini bermasalah pasti akan kami lakukan perbaikan-perbaikan. Makanya kami tidak berhenti menurunkan tim untuk evaluasi dan lainnya,” ujarnya.
Idit menjelaskan, jika persoalan siswa tergolong berat, pemerintah memiliki mekanisme penanganan. “Kalau ada persoalan yang cukup berat, nanti siswa akan dibawa ke sentra-sentra kita,” katanya.
Ia menambahkan bahwa selama siswa masih berstatus aktif, berbagai bantuan sosial bagi keluarganya tetap berjalan, mulai dari PKH, BPNT, pemberdayaan, hingga perbaikan rumah.
“Pak Menteri sering mengatakan kebijakan miniatur mengentaskan kemiskinan itu di lingkungan keluarga sekolah rakyat,” ucapnya.
Ia juga meminta media memahami bahwa program Sekolah Rakyat masih dalam proses penataan.
“Keterbatasan-keterbatasan tadi mungkin ada. Sedang ditata, Pak Menteri sedang menyiapkan semuanya. Banyak hal yang diperhatikan kita. SDM, sarananya, tendiknya, gurunya, wali asuh, semuanya diperhatikan. SR ini baru, bukan barang lama,” kata Idit.
Saat ini jumlah Sekolah Rakyat se-Indonesia telah mencapai 166 unit, dengan Tasikmalaya baru memiliki satu sekolah, yakni SR Terintegrasi 41.
Baca Juga:Desa Tak Perlu Lagi Urus Infrastruktur, Pembangunan Jalan Desa di Jabar Bakal Diambil Alih ProvinsiDicari Penengah Ikhlas! untuk Selesaikan "Zona Dingin" Antara Bupati-Sekda Tasikmalaya
Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, yang turut mendampingi kunjungan tersebut, menilai bahwa dinamika siswa adalah bagian dari proses pembentukan karakter.
“Ini kan dari 75 siswa ada proses ya terkait bagaimana karakter, budaya dari anak-anaknya. Saya yakin kurikulum yang ada di Sekolah Rakyat sudah menyiapkan bagaimana membangun karakter anak. Ini dibuat ekosistem bagaimana memutus rantai kemiskinan,” ujarnya.
