TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tugu KH Zainal Mustofa yang berdiri di bundaran bypass Kecamatan Mangkubumi saat ini tengah dalam proses rehabilitasi. Proyek jelang akhir tahun tersebut menyedot anggaran senilai Rp 239 juta.
Informasi rehabilitasi bisa dilihat jelas dengan terpasangnya spanduk pemberitahuan. Termasuk gambar desain yang akan dihasilkan melalui perbaikan yang dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya, Sandi Lesmana, menjelaskan bahwa rehabilitasi tersebut merupakan upaya perbaikan atas kondisi tugu dan area sekitarnya yang mulai rusak, atau aus. Kondisi tersebut dinilai membuat infrastruktur penunjangnya tidak lagi berfungsi optimal.
Baca Juga:Desa Tak Perlu Lagi Urus Infrastruktur, Pembangunan Jalan Desa di Jabar Bakal Diambil Alih ProvinsiDicari Penengah Ikhlas! untuk Selesaikan "Zona Dingin" Antara Bupati-Sekda Tasikmalaya
“Pekerjaan saat ini fokus pada perbaikan fisik yang mengalami kerusakan cukup berat, terutama di bagian pagar yang sebagian besar sudah keropos,” ujar Sandi saat diwawancara, Kamis (20/11).
Dalam proyek ini, disebutkan bahwa pagar menjadi komponen yang dominan untuk diganti dengan yang baru karena kondisinya sudah tidak layak. Selain itu, beberapa penataan fisik lainnya juga turut dikerjakan, yakni perbaikan dan penggantian trotoar, penggantian kanstin (pembatas tepi trotoar/jalan), perbaikan sistem kelistrikan serta pengecatan ulang area tugu.
Melalui proyek tersebut, diharapkan wajah monumen kembali terlihat rapi dan aman untuk masyarakat yang kerap melintas maupun beraktivitas di sekitar kawasan tersebut.
Untuk kolam dan air mancur yang ada di kawasan tugu, Sandi menegaskan bagian tersebut tidak termasuk dalam paket rehabilitasi kali ini. “Kolam air mancur memang ada di dalam kompleks monumen, tetapi tidak masuk dalam paket pekerjaan. Fokus kita sekarang pada yang perlu ditangani segera,” jelasnya.
Rehabilitasi ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 239 juta yang bersumber dari belanja pemerintah daerah. Nilai itu dialokasikan khusus untuk memperbaiki elemen-elemen yang dianggap penting dan memerlukan tindakan segera agar tidak semakin memburuk.
Tugu tersebut memiliki nilai historis karena dibangun sebagai penghormatan bagi pahlawan nasional asal Tasikmalaya–KH Zainal Mustafa. Figur yang menjadi tokoh pejuang yang melawan penjajahan Jepang pada masa pendudukan.
Dengan perbaikan ini, pemerintah berharap keberadaan tugu dapat kembali merepresentasikan nilai sejarah dan perjuangan yang layak untuk dikenang. Sehingga penataan kawasan tugu itu pun dinilai penting untuk mempertahankan nilai estetika sekaligus penghormatan terhadap sosok pahlawan daerah. (Ayu Sabrina)
