RADARTASIK.ID – Keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 4,75 persen mendapatkan perhatian dari kalangan ekonom, terutama terkait dampak suku bunga acuan terhadap efektivitas pertumbuhan kredit nasional.
Dilansir dari Disway.id, keputusan BI menjaga suku bunga acuan dipandang belum memberikan stimulus berarti bagi ekspansi kredit perbankan, terutama di tengah tekanan nilai tukar Rupiah yang masih bergerak fluktuatif.
Sejumlah ekonom sebelumnya telah menilai bahwa penurunan suku bunga acuan tak terlalu efektif ketika tekanan eksternal terhadap Rupiah masih kuat.
Baca Juga:Level Up Midrange! Infinix Zero 50 Tawarkan Paket Lengkap Untuk Pengguna Masa KiniMoto Pad 60 Neo Hadir Lebih Bertenaga: Tablet Tipis Murah, Bersaing di Kelas Premium
Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyampaikan bahwa dari sisi efektivitas, kebijakan penurunan suku bunga belum menunjukkan hasil signifikan terhadap dorongan kredit.
“BI harus melihat dari sisi efektivitas dari penurunan, yang menurut saya, belum menghasilkan pertumbuhan kredit yang signifikan. Kemudian, efektifitas juga bisa dilihat dari penurunan suku bunga dasar perbankan yang juga lambat,” tutur Nailul pada Rabu 19 November 2025 kepada Disway.
Ia menegaskan bahwa lambannya penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan kredit masih stagnan meskipun bank telah berkali-kali menurunkan suku bunga pinjaman.
Nailul juga menyoroti bahwa setiap pemangkasan suku bunga acuan seharusnya turut mempertimbangkan pengaruh suku bunga terhadap rupiah, terutama dalam menjaga stabilitas nilai tukar.
“Ketika terjadi pemangkasan suku bunga acuan, harus dihitung betul dampaknya seperti apa ke rupiah kita,” tegas Nailul.
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia Perry Walujo menegaskan bahwa BI tetap membuka opsi penurunan suku bunga untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Perry, kebijakan tersebut akan ditempuh dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan kondisi suku bunga acuan.
Baca Juga:Ini Alasan Redmi Note 15 5G diperkirakan Bisa Mengubah Persaingan HP 2 Jutaan Tahun IniSamsung Galaxy Tab S11 Ultra Punya Kecepatan Gahar, Produktivitas Melesat
“Penurunan akan mempertimbangkan dinamika ekonomi global dan domestik ke depan, serta kecepatan transmisi penurunan suku bunga di perbankan,” tutur Perry.
