Bantuan Rutilahu untuk Iin di Kota Tasikmalaya Terhalang Satu Syarat: Swadaya Masyarakat

bantuan rutilahu untuk Iin di tamansari
Rumah Iin di Sinargalih Kecamatan Tamansari tak bisa diperbaiki dengan program bantuan Rutilahu karena terhalang satu syarat. (Ayu Sabrina/radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Rumah panggung milik Iin (46) di Kampung Sinargalih, Kelurahan Tamansari, terus merosot kondisinya selama setahun terakhir. Atapnya bolong, dinding papan menganga, dan lantainya nyaris ambles.

Meski laporan kerusakan sudah masuk dan ia terdata sebagai warga miskin ekstrem, upaya perbaikan melalui program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) tak kunjung terwujud.

Bukan karena rumahnya tidak memenuhi kriteria, tetapi karena satu syarat yang tak sanggup ia penuhi: swadaya berupa uang.

Baca Juga:Syarat-Syarat Pengajuan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni di Kota TasikmalayaMembaca Tangga Kepangkatan Polisi dan Padanannya di Dunia Kerja: Agar Tak Salah Menilai “Level”

Lurah Tamansari, Iwan Kurniawan, membenarkan bahwa komponen swadaya menjadi kendala yang paling sering mengganjal warga miskin ekstrem untuk mengakses bantuan perbaikan rumah.

“Sebetulnya dari program rutilahu itu ada syarat yang tidak semua orang mampu, yaitu harus ada swadayanya. BKM selalu menanyakan, ‘swadayanya punya berapa?’” ujarnya saat dihubungi Radar, Rabu (19/11).

Menurutnya, verifikasi dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) terhadap rumah Iin sudah dilakukan, namun hasilnya tidak memenuhi kriteria. “Dengan bantuan 20 juta dari pemerintah, pemilik rumah harus menyiapkan swadaya berupa uang. Itu syaratnya,” tambah Iwan.

Kondisi rumah Iin, seorang buruh jahit dan janda dengan satu anak, terlihat jelas memburuk saat Radar meninjau langsung lokasi pada Selasa (18/11). Struktur kayu yang menopang bangunan tampak melemah. Terpal yang dipasang sebagai tambalan atap pada 2023 kini robek di berbagai sisi. Bilik dinding yang menghitam akibat cuaca berlubang, sementara dua kamar di dalamnya lembap dan minim ventilasi.

Lantai papan bergoyang ketika diinjak, bahkan di beberapa titik celahnya cukup lebar hingga tanah di bawah rumah terlihat.

“Dulu waktu bagian atap roboh, saya dapat bantuan terpal, kasur, selimut, bantal, pakaian, dan sembako,” ujar Iin mengenang bantuan darurat tahun lalu.

Namun setelah itu tidak ada perbaikan struktural. Rumah yang dibangunnya sekitar tiga dekade lalu itu terus menua tanpa perbaikan besar.

Baca Juga:Butuh Kerja Nyata Bukan Pencitraan Kamera, Empat Kadis Baru di Kota Tasikmalaya Dipelototi PublikAdu Kuat Jejaring Pusat: Benarkah Sekda Tasikmalaya M Zen Akan Diganti?

Ketua RW 7, Agus, memastikan bahwa laporan kerusakan rumah sudah disampaikan ke kelurahan sejak tahun lalu. Ia juga menegaskan bahwa Iin termasuk dalam kategori warga miskin ekstrem.

0 Komentar