Ada 509 Bencana di Kabupaten Garut, Tanah Longsor Mendominasi, Ribuan KK Terdampak, Pasirwangi Paling Rawan

Bencana di Kabupaten Garut
Kejadian longsor di salah satu wilayah di Kabupaten Garut beberapa waktu lalu. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Kabupaten Garut menjadi salah satu wilayah memiliki risiko tinggi bencana alam.

Letak geografisnya yang dipenuhi perbukitan, sehingga rawan longsor, pergerakan tanah, sampai banjir dan tsunami.

Sepanjang Januari–November 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mencatat, terjadi 509 bencana di Kabupaten Garut. Bencana yang terjadi didominasi tanah longsor.

Baca Juga:Honda Bikers Day Ke-14 di Garut: Mengobati Kerinduan, Memperkuat Persaudaraan Pembebasan Lahan Tol Getaci di Garut Baru Tuntas Lima Desa, Sebentar Lagi Garap Desa Cangkuang

”Kejadian bencana total 509 bencana yang sudah assessment 374,” jelas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Abud Abdullah, Rabu, 19 November 2025.

Ia menyebut, peristiwa bencana alam di Garut hampir merata.

Ada 41 kecamatan terdampak berbagai bencana alam sepanjang tahun 2025.

Namun wilayah tertinggi adalah Kecamatan Pasirwangi dengan 32 kejadian bencana alam.

Bencana alam yang paling mendominasi di antaranya tanah longsor 525 kejadian, disusul cuaca ekstrem 150 kejadian dan banjir sebanyak 81 kejadian.

Selain itu bencana alam lainnya namun masih terkategori minim.

”Kebakaran sebanyak 17 kejadian, epidemi 4 kejadian, gelombang tinggi 3 kejadian dan kekeringan 2 kejadian,” katanya.

Bencana alam yang terjadi sepanjang tahun 2025 berdampak kepada 6.240 jiwa dan 2.011 Kepala Keluarga (KK) serta berdampak pada kerusakan rumah sebanyak 1.416 unit.

Rincian, rumah rusak ringan 332 unit, rusak sedang 26 unit, dan rusak berat 46 unit.

Ia mengatakan, beberapa upaya mitigasi terus dilakukan, mulai dari melakukan sosialisasi, komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat dan pelajar sekolah (Program Satuan Pendidikan Aman Bencana).

”Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap potensi bencana berdasarkan data yang ada di dokumen Kawasan Rawan Bencana,” katanya.

Baca Juga:Siap-Siap! Kenaikan UMK Garut 2026 Digodok, Apakah Akan Sesuai Harapan?Revitalisasi Pasar Guntur Ciawitali Garut Hampir Rampung, Pedagang dan Pembeli Mulai Rasakan Manfaatnya

Pihaknya terus melengkapi sarana dan prasarana untuk menghadapi bencana, seperti peralatan evakuasi dan kelengkapan saat penanganan lainnya.

Pada kewilayahan, pihaknya juga membuat Kecamatan Tangguh Bencana dan Desa Tangguh Bencana.

”Memberikan penguatan pemahaman melalui simulasi dalam rangka mengurangi risiko bencana dan ketahanan masyarakat,” jelasnya. (Agi Sugiana)

0 Komentar